Sabtu, 25 Desember 2010

Malam kegelapan jiwa

Bagian IV



Malam Kegelapan Jiwa
Pada bulan Juni 1926 terjadi penggantian pimpinan biara, suster Margareta Gimbutt digantikan oleh suster yang masih muda, yaitu suster Maria Josefa Brzoza. Selama satu setengah tahun lamanya krisis rohani menghampiri Faustina dan ini membuatnya hampir putus asa, ia bahkan tidak mampu bermeditasi, panik, dan merasa malang. Dalam situasi seperti itulah suster Maria Josefa Brzoza berperan sangat penting dalam membimbing dan membangkitkan kembali semangat panggilan hidup Faustina. Suster Maria membebaskannya dari sejumlah latihan berat dan ia juga menghimbau agar Faustina tetap setia kepada Yesus.

Ada banyak santo dan santa yang pernah mengalami hal serupa dalam menjalani panggilan hidup mereka sebagai  biarawan maupun biarawati sebut saja nama Santo Agustinus, Santo Bernardus dari Clairvaux, Santo Tomas Aquinas, Santo Gregorius Nazianze, Santo Yohanes dari Salib, Santa Teresa dari Avila, dan lain-lain. Istilah Malam Kegelapan Jiwa diciptakan oleh Santo Yohanes dari Salib (abad XVI), yang merupakan sahabat dari Santa Teresa dari Avila.

Kaul sementara pertama
Pada tanggal 20 April 1928, bersama suster-suster lainnya Faustina mengikuti retret menjelang kaul sementara yang pertama. Pada tanggal 30 April 1928, dalam sebuah upacara yang juga dihadiri kedua orang tuanya, Faustina mengucapkan kaul pertama. Kaul ini akan diperbaharuinya setiap tahun sekali selama lima tahun berturut-turut hingga mengucapkan kaul kekal. 

Setelah mengucapkan kaul pertama, Faustina mulai menjalani hidup membiara yang rutin dan ia percaya bahwa Yesus dapat diandalkan sepenuhnya. Inspirasi berdoa pasti datang dari Allah. Maka, kalau Tuhan meminta doa, Faustina mempersembahkan kepada Allah Bapa derita Yesus sebagai syukur atas apa yang dimintanya. Harapan serupa ada pada Bunda Maria ketika ia meminta Yesus menolong tuan rumah yang kehabisan anggur di pesta pernikahan di Kana.

Faustina berdoa di mana-mana, kalau sempat ia berdoa di depan tabernakel sambil berlutut atau rebah. Buku catatan hariannya penuh dengan doa-doa. Doanya selalu diakhiri dengan pemeriksaan batin dan permohonan ampun atas dosa. Dalam hidupnya sehari-hari ia berpegang pada dua prinsip: pertama, orang disekitarnya harus merasa senang dengan kehadirannya; kedua, perlu minta maaf pada orang lain dan mengakui kesalahan sendiri.

Pada tanggal 6-10 Oktober 1928, ketika Faustina berumur 23 tahun, Kongregasi Suster Bunda Maria Berbelas Kasih melangsungkan Kapitel Jenderal. Muder Mikhaela Moraczewska dipilih sebagai pemimpin tertinggi kongregasi dan dialah yang akan menjadi pimpinan Faustina sepanjang sisa hidupnya serta yang akan menerima kaul kekal Faustina kelak.

Faustina yang rajin sering dipindahkan untuk mengganti suster yang sakit walaupun ia sendiri sering sakit. Pada tanggal 31 Oktober 1928, Faustina berangkat ke Warszawa dengan tugas bekerja di dapur. Pada tanggal 21 Pebruari 1929, Faustina berangkat ke kota Vilnius (kini ibukota Lituania) untuk menggantikan seorang suster yang akan menjalani probasi ketiga.

Faustina hidup di biara selama 13 tahun, paling lama ia tinggal di empat kota, yaitu Krakow (5 tahun), Vilnius (3 tahun), Warszawa (2 tahun), dan Plock (2 tahun). Pada waktu itu Kongregasi memiliki 12 rumah biara, dan dari 12 biara hanya 3 yang tidak ia tinggali. (Riwayat Hidup Santa Faustina, Stefan Leaks)


Perjumpaan dengan Yesus yang hingga sekarang mempengaruhi dunia dan bagaiman Yesus meminta dia untuk melukis-Nya atau yang sekarang ini kita kenal sebagai gambar Yesus Yang Maharahim atau Kerahiman Ilahi..baca di sini Yesus Engkau Andalanku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

AddThis

Populer