Sabtu, 25 Desember 2010

Yesus, Engkau Andalanku

Bagian V


Lukislah Aku!
Pada pertengahan tahun 1930, Faustina dipindahkan ke biara di kota Plock. Di sana ia bekerja di tempat pembuatan roti, yakni di dapur dan toko roti. Pada tanggal 22 Pebruari 1931, Faustina mengalami sesuatu yang sampai sekarang mempengaruhi dunia, pada saat ia mendapatkan penglihatan Yesus Yang Maharahi. 

Ia menceritakannya begini: "Malam hari, ketika aku di kamar sendirian, aku melihat Tuhan Yesus berpakaian jubah putih. Satu tangan-Nya terangkat untuk memberi berkat sedangkan tangan yang lain menyentuh dada-Nya. Dari dalam pakaian yang terbuka, memancarlah dua sinar besar, yang satu merah dan yang lain pucat. Tidak lama kemudian aku mendengar Yesus berkata, "Buatlah lukisan menurut gambar yang kaulihat ini, dengan tulisan di bagian bawahnya: Yesus, Engkau Andalanku. Aku menghendaki supaya lukisan itu dihormati pertama-tama di kapelmu, lalu di seluruh dunia."

Penglihatan itu dilaporkan Faustina kepada bapak pengakuan dosanya. Ia menanggapinya sebagai keinginan Yesus agar Faustina melukis-Nya di dalam hatinya. Tetapi, selesai pengakuan dosa, Faustina segera mendengar bisikan dalam hatinya: "Lukisan-Ku sudah ada dalam jiwamu. Aku menghendaki adanya Pesta Kerahiman. Aku ingin supaya lukisan yang akan kaubuat dengan kuas itu diberkati secara meriah pada hari minggu II Paskah. Hari minggu itu harus menjadi Pesta Kerahiman." 

Tugas yang diberikan Yesus kepadanya juga dilaporkan kepada suster Rosa, namun ia kembali disikapi secara biasa saja.

Kaul kekal
Pada bulan November 1932, Faustina meninggalkan kota Plock dan berangkat ke Warszawa untuk mengikuti probasi ketiga yang diadakan menjelang kaul kekal. Probasi itu didahului dengan retret yang diadakan di Walendrow. Tanggal 1 Desember 1932, Faustina bersama dengan beberapa suster mulai mengikuti masa probasi ketiga di bawah pimpinan Muder Margareta Gimbutt. Kegiatan itu berlangsung selama lima bulan dan selama kurun waktu tersebut Faustina bekerja membantu seorang suster di gudang pakaian.

Pada tanggal 18 April 1933, Faustina bersama dengan beberapa suster lainnya tiba di kota Krakow untuk mengikuti retret selama delapan hari dan mengucapkan kaul kekal. Retret dibuka pada malam hari, tanggal 21 April 1933 dipimpin oleh pastor Wojnar, SJ. Pada tanggal 1 Mei 1933, Faustina mengucapkan kaul kekal dan upacara tersebut dipimpin oleh Mgr.Stanislaw Rospond, Uskup Koadiutor Keuskupan Agung Krakow.

Muder Jenderal bermaksud mempertahankan Faustina di biara Krakow, supaya ia mendapat seorang bapak pengakuan dosa yang baik, yaitu pastor Josef Andrasz, SJ. Tetapi ada permohonan dari biara di Vilnius, maka Faustina diutus ke sana dengan tugas baru sebagai tukang kebun. Faustina tinggal di Krakow selama satu bulan.

Di kota Bunda Maria Berbelas Kasih
Pada tanggal 25 Mei 1933, Faustina kembali dipindahkan ke kota Vilnius, Lituania, yang pada saat itu masih termasuk wilayah negara Polandia. Seijin pimpinannya, dalam perjalanan menuju Lituania, Faustina singgah ke kota Czestochowa, ke tempat ziarah utama Bunda Maria di Polandia. Sambil memandang gambar yang dikenal sebagai Madonna Hitam, ia berdoa begitu lama sehingga suster pendamping harus mengingatkannya agar mereka tidak terlambat naik kereta api menuju Vilnius.

Setibanya di Vilnius, Faustina menghadapi semacam kejutan karena ia dua kali mendapat penglihatan tentang seorang imam yang akan menjadi pembimbing rohaninya. Apa yang dilihatnya menjadi kenyataan dan imam tersebut adalah pastor Michal Sopocko seorang bapa pengakuan para suster dan profesor teologi di Universitas Stefan Batory di Vilnius.

Pastor Sopocko menguji Faustina dengan sungguh-sungguh dan ia menyuruh Faustina menemui Dr.Maria Maciejewska seorang psikiater untuk memeriksa kondisi kejiwaannya, namun mereka tidak mendapatkan sesuatu yang mengkhawatirkan. Setelah itu, pastor Sopocko mulai bersikap positif dan kemudian menjadi pelaksana misi yang dipercayakan Tuhan kepada Faustina.

Melukis Yesus Yang Maharahim
Pada tanggal 2 Januari 1934, untuk pertama kalinya Faustina menghubungi Kazimierowski, seorang pelukis dan ia memintanya untuk membuatkan lukisan Yesus Yang Maharahim. Pada bulan Juni 1934, Kazimierowski menyelesaikan lukisannya, tetapi Faustina sangat sedih dan menangis karena Yesus dalam lukisan tersebut tidak seindah dengan yang dilihatnya. Faustina akhirnya ke kapel untuk berdoa, "Yesus, siapa,ya,yang mampu meluki diri-Mu seindah yang sebenarnya?" Jawab Yesus: "Keluhuran lukisan ini bukan pada keindahan warna ataupun goresan kuas, melainkan pada kasih karunia-Ku."


Pada tahun 1935, Faustina mendapatkan kabar bahwa ibunya sedang sakit keras. Rahmat Tuhan membuat Faustina mampu meramalkan bahwa ibunya akan sehat dan berusia panjang sedangkan ayahnya walaupun sehat akan meninggal lebih dulu. Baca selengkapnya di sini.  Yesus mengajarkan doa Koronka kepada Kerahiman Ilahi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

AddThis

Populer