"Ini hanyalah sebuah tulisan dari pendapat pribadi, tanpa bermaksud mendukung yang satu atau sebaliknya mendiskreditkan yang lain, jadi mohon maaf sebelumnya."
STIM Shanti Bhuana Bengkayang adalah sebuah institusi pendidikan baru di Kalimantan Barat jenjang Strata 1 (S1) dengan 4 prodi yaitu : S1 Manajemen, Kewirausahaan, Teknologi Informasi,dan PGSD.
Kampus STIM Shanti Buana, gambar milik STIM |
Kata "Shanti Bhuana" mungkin dapat diartikan sebagai bumi damai, memang nama yang asing dan mungkin agak ke-Hinduan atau Budha. STIM ini masih di bawah pengelolaan para biarawan dan biarawati CSE (Carmelitae Sancti Eliae). Lokasi perguruan tinggi ini letaknya di desa Sebopet di Kabupaten Bengkayang dengan mengakses jalan poros Bengkayang - Ngabang sehingga dapat dituju dari arah Singkawang maupun arah dari Kabupaten Landak.
Penulis sangat tertarik dengan PT ini karena letaknya yang di desa dan sangat jauh dari kota Kabupaten apalagi dari kota Pontianak, mengapa memilih mendirikan sebuah institusi pendidikan kesarjanaan di tempat yang sunyi di desa ketimbang ikut-ikutan mendirikannya di kota Pontianak?
Banyak sekali anak muda dari desa atau Kabupaten/Kota yang ingin melanjutkan pendidikannya ke Pontianak mulai dari PTN hingga PTS, mulai dari yang favorit hingga yang tidak terkenal.
Sebenarnya urusan menuntut ilmu tidak harus mencari yang favorit apalagi mahal dan harus sampai ke luar negeri (ini hak kekayaan masing-masing), karena belum tentu sekolah mahal dan jauh akan memberikan manfaat yang sebanding. Dari desa tidak harus ramai-ramai ke kota karena sekolah ke kota pun masih harus ngekost, bawa motor dan biaya hidup lainnya, padahal belum orang tua di kampung hidup lebih nyaman. Di kampung masih harus jalan kaki berkilometer bahkan masuk-keluar hutan hanya untuk mencari makan jadi boro-boro mau bawa motor apalagi nenteng laptop pegang Hp android, ujung-ujung malah berulah dan menimbulkan malu dan masalah.
STIM Shanti Bhuana jangan dipandang sebelah mata karena bagaimanapun juga mereka akan mengupayakan kualitas pendidikan yang pastinya tidak akan kalah dibandingkan salah satu PTS bergedung tertinggi di Pontianak. Ingat mutu pendidikan sangat bergantung kepada kemampuan peserta didik untuk menyerap apa yang diperolehnya karena impor dosen dari luar negeri pun kalau mahasiswanya sudah mentok speknya mirip Hp ya tidak bakalan berhasil juga.
Kuliah di pelosok seperti STIM ini memudahkan sekaligus meringankan beban orang tua apalagi yang berasal dari kampung, karena kemungkinan mahasiswa tinggal di asrama sehingga tidak perlu minta dibelikan motor, uang makan 3 kali sehari, uang jajan,uang kuota,pulsa,bedak dan lain-lain belum lagi nongkrong di kafe. Akan lebih aman bukan? jadi yang dari desa tak perlu lah ke kota buat sekolah supaya bisa cerita ke kawan di kampung "kampus ku keren ada lift paling tinggi da. terkenal se kota Pontianak!"
Sebaliknya akan lebih baik jika anak muda kota kuluah ke desa sehingga boleh cerita ke keluarga dan kawan di kota bagaimana suasana desa yang sunyi namun sejuk udaranya dan jauh dari polusi hemat ongkos BBM dan banyak biaya jika ada di kota..siapa tahu membantu meyakinkan orang kota tak perlu takut ke desa apalagi desanya di Kalimantan yang hutannya masih lumayan ada lahh.
bukan iklan lho
Sudah saatnya dilakukan pembangunan ke desa khususnya pendidikan tinggi yang bermutu namun terjangkau bagi semua lapisan masyarakat selain itu boleh membantu mengurangi beban orang tua sekaligus beban mental sang anak jika kuliah ke kota, karena jika berada di kota, maka banyak sekali ingin ini itu dan godaan ini itu hingga dapat menjerumuskan moral.
Sekolah dari jenjang terendah hingga perguruan tinggi diharapkan mampu membangun karakter yang baik aebagai generasi penerus dengan kemampuan penguasaan bidang ilmu tertentu atau spesialis dari yang generalis.
Bukan saatnya kita berlomba melabeli apalagi demi menjaga polularitas dan gengsi.
Selamat kepada STIM Shanti Bhuana semoga boleh menjadi pioner bagi PTS lain yang bernaung di bawah gereja Katolik untuk berani membangun pendidikan namun tidak melulu di kota.