Kamis, 18 Februari 2021

Awal mula puasa dalam gereja Katolik

Dalam sejarah gereja Katolik perihal puasa dapat ditemukan dalam beberapa kitab Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. 

Hari ini tanggal 17 Pebruari 2021 adalah hari Rabu Abu bagi gereja Katolik Roma khususnya sedangkan untuk Ortodoks dan lainnya, penulis tidak memiliki info.

Dari Rabu Abu sampai Minggu Paskah ada 40 hari lamanya.

Pada Rabu Abu umat akan menerima abu di kening yang menandakan dimulainya masa puasa dan pantang yang artinya umat diajak untuk bertobat dan.berdoa.

A.Sejarah dalam Perjanjian Lama
1.Musa
Pada saat Musa menerima 2 buah loh batu yang baru di gunung Sinai, di atas gunung Sinai Musa bertemu dan bersama dengan Allah selama 40 hari 40 malam tanpa makan dan minum (Kel 34:28), memang dalam Kitab Keluaran Bab 34 ayat 28 tidak dikatakan bahwa Musa berpuasa, namun jika berpuasa selalu diartikan sebagai tindakan tidak mamin (makan minum) maka jelas apa yang terjadi pada Musa waktu itu adalah puasa; ini dikatakan sebagai puasa yang sebelum Musa memang tidak ada istilah puasa.
Apa yang terjadi pada Musa adalah keadaan yang dikondisikan oleh Allah tentunya dan ini yang membedakan dengan puasa-puasa oleh bangsa Israel berikutnya baik oleh raja maupun nabi dalam masa Perjanjian Lama.
40 hari 40 malam bersama Allah hanya terjadi pada Musa sebagai nabi dan satu-satunya manusia yang bisa memperoleh kesempatan luar biasa seperti itu dengan keadaan sadar dan masih hidup, Musa naik ke Sinai bertemu Allah dengan tubuh manusia seperti manusia bertemu manusia.


Kesimpulannya Musa dikatakan berpuasa karena memang tidak mungkin bagi dia untuk mamin di hadapan Allah Sang Pencipta...seandainya ada manusia jaman now yang mengalami hal kebersamaan seperti itu pun pasti tidak perlu mamin 😁 dijamin 100% tak merasa lapar dan haus.

2.Harun
Harun adalah Imam pertama bangsa Israel semasa perjalanan mereka di padang gurun setelah keluar dari Mesir.
Allah berfirman kepada Musa untuk memerintahkan segenap bangsa Israel agar berpuasa pada setiap tanggal 10 bulan ke-7 turun-temurun, dan Harun beserta seluruh bangsa Israel melaksanakannya sebagai hari raya Pendamaian (Im 16:29-31), pada hari yang dikhususkan itu orang Israel dan orang asing yang ada di tengah bangsa itu dilarang melakukan suatu pekerjaan karena hari itu ditepakan menjadi sabat atau hari perhentiaan penuh. 

Puasa ini dapat dikatakan sebagai puasa perdana bangsa Israel atas perintah Allah selama mereka mengembara di padang gurun menuju tanah terjanji selama 40 tahun.

Kitab Bilangan Bab 30 ayat 12 juga mengisahkan bagaimana Musa memberitahukan kepada bangsa Israel perihal puasa seorang isteri untuk sebuah nazar.

Puasa atas inisiatip sendiri
Dalam kitab Perjanjian Lama juga banyak ditulis bentuk puasa yang dilakukan atas perintah Raja,isteri raja,dan Ratu sebagai inisiatip sendiri untuk kepentingan bersama bangsa Israel maupun kepentingan pribadi.

Ada juga cara berpuasa yang difirmankan oleh Allah kepada nabi Yesaya tentang kesalehan yang palsu dan yang sejati (Yes 58:1-12).

Jadi puasa dalam Perjanjian Lama dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
1.Puasa yang diperintahkan atau dikehendaki Allah
2.Puasa yang dilakukan atas inisiatip pribadi untuk tujuan bersama maupun pribadi.

Total 19 Kitab Perjanjian Lama yang membahas puasa baik perintah maupun pelaksanaannya.

B.Sejarah dalam Perjanjian Baru
Masa Perjanjian Baru bukan berarti yang lama dibuang begitu saja karena Yesus pun berpuasa 40 hari 40 malam, sama seperti yang terjadi pada Musa.

Yesus pun masih mengajarkan kepada bangsa-Nya sikap benar bagaimana harus berpuasa (Mat 6:16-18, 9:14-17) (Mar 2:18-22) (Luk 5:33-39) dan manfaat atau tujuan berpuasa (Mat 17:14-21).

Para rasul pun masih berpuasa bahkan setelah Pentakosta (Kis 13:2-3, 14:23, 27:9) dan (2 Kor 6:5, 11:27).

Perihal "abu" dapat dibaca pada Kitab Ester 4:3 tentang beralaskan abu untuk tidur.
Daniel 9:3 juga menceritakan bagaimana nabi Daniel mengenakan abu dan berpuasa.
Yunus 3:5 menceritakan Yunus yang adalah seorang nabi mengajak orang Niniwe untuk berpuasa dan mengenakan abu.

Abu ada simbol ketulusan,penyerahan diri seutuhnya dan kerendahan hati di hadapan Allah sebagai tanda pertobatan. Sehingga umat sudah tahu harus bagaimana jika abu sudah menempel di keningnya; sembari mengingatkan kita manusia hanyalah debu tanah yang dihembuskan nafas hidup oleh Allah pencipta.

Selama masa prapaskah semua umat Katolik diajak bercermin diri apa yang belum pantas khususnya "ke-egoisan" diri yang berlebihan,fitnah,kerakusan,dan banyak sifat jelek yang belum bisa diterima orang banyak walaupu sesama teman maupun keluarga dianggap wajar; hal tersebut menjadikan kita lupa diri dan akan selalu merasa Benar dan orang lain harus menerima.

Dari masa Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru, begitu juga sekarang ini selalu diserukan manusia harus membuang sikap ingat diri sendiri tak wajar namun manusia adalah makhluk paling beruntung karena kasih Allah tak pernah habis.😀

Puasa bukan lagi urusan tidak makan tidak minum, namun kejahatan hati lah yang merusak. karena makan tak makan minum tak minum adalah urusan kita, Allah maunya kita peduli dengan orang sekitar kita, bagaimana kita sebagai personal maupun keluarga bisa rela bersikap membangun dan bukan mencela apalagi menjatuhkan semangat orang yang memang tidak seberuntung kita hidupnya. Itulah puasa yang sebenarnya dalam ajaran gereja Katolik (Yesaya 58:1-12), maka dikatakan "Aksi Puasa Pembangunan", membangun sikap kasih dalam keluarga dan sesama manusia adalah sikap yang harus diperjuangkan terus-menerus bukan sekedar kata namun tidakan nyata.

contoh paling nyata adalah sikap egois jika bersalah malu mengakui kesalahan justru sebaliknya semakin.memojokkan orang lain yang dianggapnya bisa dijadikan sebagai kambing hitam demi rasa puas diri.

Rabu Abu adalah sebuah tradisi yang tetap dipelihara dan dijalankan oleh gereja Katolik.

Demikian sedikit infonya...salam damai😊

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

AddThis

Populer