Kekayaan
alam di bumi merupakan anugerah yang sangat luar biasa dari Allah yang adalah
Tuhan semesta langit dan bumi, namun tidak akan diperbaharui lagi karena
mengingat segala ketamakan manusia dalam mengeksplorasi segala sumber daya alam
tanpa rasa KASIH seakan-akan dialah sang penguasa dan semua hewan serta
tumbuh-tumbuhan harus disingkirkan demi memperkaya diri dan orang-orang di sekitarnya yang memiliki
andil.
Pembukaan usaha perkebunan yang
direncanakan oleh penguasa/pemerintah tak lagi memperhatikan aspek kelangsungan
hidup manusia di waktu yang akan datang dengan memberikan ijin secara mudah
atas dasar upaya meningkatkan pendapatan asli daerah, meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, serta pendapatan pejabat tertentu tak lupa tentunya.
HUTAN alami memberikan manfaat yang luar biasa
untuk keseimbangan alam ini dalam kaitannya dengan perubahan cuaca dan suhu
permukaan bumi yang tiap tahun selalu meningkat, sehingga sangat berbeda dengan
hutan tanaman monokultur seperti perkebunan karena hewan-hewan tidak akan senang tinggal di dalamnya dan
kesulitan mendapatkan sumber makanan dan kalau pun sampai mereka mau hidup di
dalamnya tentu akan dianggap sebagai HAMA bagi perusahaan. Hutan harus dijaga
dan dilestarikan agar generasi-generasi penerus dapat mendiami BUMI dengan
nyaman karena tidak ada lagi bumi-bumi maupun planet lain di system tata surya
yang dapat senyaman dan sedemikian kayanya untuk dijadikan tempat tinggal
seluruh makhluk hidup. PERCAYALAH karena TUHAN hanya menciptakan 1 (satu) ini
saja sebagai RUMAH kita.
Seandainya ada pun hanya segelintir orang saja yang
dapat terbang ke sana naik pesawat luar angkasa, sedangkan kita-kita ini orang
kecil mau ke mana? MARI buka pikiran dan wawasan guna ciptakan KESADARAN arti
pentingnya LINGKUNGAN HIDUP BUMI HIJAU sebagai WARISAN bagi semua bukan BARANG
HABIS PAKAI.
MANUSIA pada dasarnya adalah kecil jika
mau dibandingkan dengan ALAM ini, karena berbagai peristiwa alam seperti banjir
bandang, tanah longsor, dan berbagai bencana alam lainnya yang disebabkan oleh
manusia, maka yang akan menjadi korban adalah manusia itu sendiri. Di
Kalimantan Barat pada periode 1970-an hingga 1990-an sebelum krisis moneter
melanda Indonesia, industris di bidang perkayuan masih mendominasi dan herannya
pada saat itu tidak pernah terjadi masalah kabut asap seperti sekarang ini yang
tak kunjung terselesaikan, yang mana memang perusahaan perkebunan kelapa sawit
sangat dominan di KalBar. Guna membuka usaha perkebunan di suatu daerah maka
diperlukan pula pembukaan hutan untuk diganti menjadi sawit. Hutan-hutan tropis
di Kalimantan Barat bukanlah hutan api yang dapat mengeluarkan api pada musim
kemarau panjang untuk membakar dirinya sendiri, namun yang terjadi sekarang ini
adalah hutan sering terbakar, siapa yang membakar? Tak mungkin monyet,
tupai,dkk main korek api di dalam hutan!
MARI kita bersahabat dengan alam sebelum mereka
marah dan berbalik menghancurkan kita...ALAM adalah SAUDARA bagi kita semua
sebelum segalanya jadi TERLAMBAT, karena PENYESALAN manusia selalu datang
belakangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.