Bagian VI
Yesus tampak di atas kapel
Pada tanggal 26 Juli 1934, Faustina jatuh sakit. Dalam waktu singkat, ia begitu lemah sehingga pastor Sopocko memberikan kepadanya sakramen pengurapan orang sakit. Pada tanggal 26 Oktober 1934, ketika sedang berjalan-jalan di kebun biara bersama beberapa gadis remaja, Faustina kembali melihat Yesus di atas kapel, Yesus yang dilihatnya sekarang sama seperti yang dilihat empat tahun lalu di kota Plock. Dari hati Yesus memancar dua sinar, berwarna merah dan pucat, sinar itu menaungi kapel dan meluas hingga ke seluruh dunia.
Pada tanggal 15 Pebruari 1935, Faustina mendapat kabar bahwa ibunya sedang sakit keras, dan pada malam itu juga ia menuju ke kota Lodz. Melihat putrinya, ibunya yang sakit langsung merasa baik. Menurut pengakuan kakaknya, Faustina memberitahukan bahwa ibunya akan sembuh dan berusia panjang, tetapi ayahnya walaupun sehat akan meninggal lebih dulu.
Pada bulan April 1935, dalam rangka triduum menjelang akhir tahun Yubileum Penebusan yang diadakan di Vilnius, di tempat umat kota itu biasanya menghormati Bunda Maria Berbelas Kasih, lukisan Yesus Yang Maharahim, karya Kazimierowski, diperlihatkan untuk pertama kalinya. Ketika pastor Sopocko menunjukkan lukisan itu dalam khotbahnya sambil menegaskan bahwa lukisan tersebut hendaknya dihormati oleh semua orang. Faustina melihat Yesus pada gambar itu mulai bergerak dan memancarkan kedua sinar-Nya kepada umat yang berkumpul untuk berdoa.
Yesus mengajarkan doa Koronka
Pada tanggal 13 dan 14 September 1935, Yesus mengajarkan Faustina doa Koronka kepada Kerahiman Ilahi. Yesus memperkenalkannya sebagai doa "demi meredakan murka Allah." Siapa saja yang mengucapkan doa koronka ini, ia akan menerima banyak rahmat, khususnya rahmat tobat dan kematian yang baik. "Ucapkanlah koronka yang telah Kuajarkan kepadamu setiap hari," kata Yesus kepada Faustina.
"Siapa saja yang mendaraskannya akan mengalami kerahiman-Ku yang besar pada saat kematiannya. Para imam hendaknya menganjurkannya kepada para pendosa sebagai pertolongan terakhir."
Pada tanggal 19 Oktober 1935, Faustina bersama suster Antonina berangkat ke Krakow untuk mengikuti retret selama delapan hari. Pada tanggal 4 November 1935, sehabis retret ia kembali ke Vilnius. Pada tanggal 8 Januari 1936, Faustina menghadap Mgr.Jalbrzykowski, Uskup Agung Vilnius, untuk menyatakan bahwa Yesus meminta didirikannya sebuah kongregasi baru. Pastor Sopocko meminta Faustina untuk tidak terlalu memikirkan "kehendak Yesus" itu.
Akhirnya pada tanggal 17 Maret 1936, pimpinan tertinggi kongregasi meminta Faustina untuk pindah ke rumah jenderal yang terletak di Walendow. Faustina meninggalkan Vilnius pada pagi hari tanggal 21 Maret 1936, ia menumpang kereta api menuju Warszawa, di sana Faustina tinggal selama beberapa hari. Pada tanggal 25 Maret 1936, ia tiba di biara Walendow yang letaknya kira-kira 20 km dari kota Warszawa. Setelah beberapa pekan tinggal di sana, Faustina akhirnya pindah lagi ke kampung Derdy yang letaknya sekitar2 km dari Walendow. Biara ini terletak di tengah-tengah hutan, Faustina sangat menikmati alamnya yang indah.
Pada tanggal 4 Mei 1936, Faustina menerima ijin dari Muder Jenderal Mikhaela Moraczewska untuk meninggalkan kongregasi demi mendirikan sebuah kongregasi yang baru. Tetapi setelah menerima ijin itu, Faustina seolah-olah tidak berdaya dan ia tidak mampu melangkah lebih jauh. Faustina hanya tinggal sebentar saja di Derdy, pada tanggal 11 Mei 1936 dengan didampingi suster Edmunda Sekul, Faustina berangkat ke Krakow untuk menetap di situ dan ia bekerja sebagai tukang kebun serta penerima tamu.
Kembali jatuh sakit
Pada tanggal 14 September 1936, kesehatan Faustina semakin memburuk, melalui doa yang intensif, ia sadar bahwa bukan ia yang akan mendirikan kongregasi baru sebagaiman yang diminta oleh Yesus. Ketika bertemu pastor Sopocko, ia meminta dengan sangat supaya beliau memperjuangkan dirayakannya Pesta Kerahiman Ilahi pada hari minggu II Paskah. Pada akhir bulan Oktober 1936, Faustina kembali mengikuti retret delapan hari di Krakow yang dipimpin oleh pastor Wojton,SJ.
Pada tanggal 9 Desember 1936, Faustina ditempatkan di rumah sakit Pradniki, dekat Krakow. Kesehatannya semakin mundur, ia mengidap penyakit TBC berat. Pada hari raya Natal ia diijinkan dokter untuk pulang ke biara, tetapi tiga hari kemudian ia masuk ke rumah sakit lagi. Pada bulan Maret 1937, Faustina baru kembali lagi ke biaranya.
Pada bulan April, kesehatannya kembali memburuk, ia terpaksa istirahat total, dalam keadaan sakit, Faustina memohon agar Yesus menyembuhkannya. Doanya dikabulkan. Sejak tanggal 20 April 1937, berlangsung retret delapan hari di biara Krakow. Faustina memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengadakan retret secara pribadi selama tiga hari. Sehabis retret, Faustina sempat berbicara kepada suster Maria Josefa yang juga mengikuti retret.
Pada tanggal 20 Juli 1937, Faustina mendapat berita bahwa ia akan diberangkatkan ke sanatorium di Ribka. Ia berangkat pada tanggal 29 Juli 1937, namun tidak lama kemudian ia kembali ke Krakow karena iklim di Ribka tidak cocok baginya. Tepatnya pada tanggal 25 Agustus 1937, pastor Sopocko datang ke Krakow untuk beberapa hari, mendengar kabar tersebut Faustina sangat gembira karena ia ingin berbicara dengan bapak pembimbing rohaninya.
Karena kesehatan yang semakin merosot, maka pada bulan September 1937, Faustina dibebaskan dari pekerjaannya sebagai tukang kebun dan mulai bekerja sebagai penerima tamu saja.
Pada suatu hari, ketika hujan turun dengan sangat derasnya, pintu biara diketuk oleh seorang pemuda yang berpakaian compang-camping. Pemuda itu meminta makanan. Faustina segera pergi ke dapur. Di situ masih tersedia sedikit sup, lalu ia mencampur sup itu dengan remah-remah roti lalu menghidangkannya kepada pemuda itu. Ketika Faustina sedang mengambil piring kosong dari tangan pemuda itu, ia menyadari bahwa pemuda itu adalah Tuhan Yesus sendiri. Namun, secara tiba-tiba Yesus segera menghilang dari hadapannya.
Pada bulan itu juga, bersama suster Irena Krzyzanowska, pimpinan biaranya, Faustina pergi ke percetakan untuk membicarakan kemungkinan mencetak gambar-gambar Yesus Yang Maharahim.
Devosi di jam kerahiman Ilahi
Pada bulan Oktober 1937, Yesus meminta supaya Faustina menjalankan devosi jam kematian-Nya dengan penuh khidmat. "Pada jam tiga petang, serukanlah kerahiman-Ku, khususnya bagi para pendosa," kata Yesus, "dan renungkanlah senggsara-Ku, biar sebentar saja. Pada jam itu berusahalah mengadakan Jalan Salib, sejauh itu memungkinkan. Jika engkau tidak dapat mengadakannya, mampirlah sebentar ke kapel dan sujudlah di hadapan Hati-Ku yang penuh kerahiman dalam Sakramen Mahakudus.
Jika engkau tidak dapat datang ke kapel, maka di mana saja engkau berada, berdoalah dengan sungguh-sungguh, biar sebentar saja. "Yesus berkata pula, "Pada jam itu engkau akan dapat memperoleh apa saja bagi dirimu dan bagi orang lain. Pada jam itu tercurahlah rahmat bagi segenap dunia." Demikianlah Yesus berpesan.
Pada waktu Faustina tinggal di Vilnius, Yesus mengajarkan doa Koronka kepada Kerahiman Ilahi. Di Plock, Yesus meminta Faustina untuk melukis diri-Nya, sedangkan di Krakow, Faustina diminta untuk menghormati secara khusus jam Kerahiman Ilahi.
Pada tanggal 21 April 1938, kesehatan Faustina kembali memburuk sehingga pimpinannya mengambil keputusan untuk menempatkannya di rumah sakit Pradniki. Pada bulan Juli 1938, Muder Jenderal Mikhaela Moraczewska mengunjungi Faustina di rumah sakit. Pada bulan berikutnya, Faustina menulis surat kepadanya untuk meminta maaf atas segala kesalahan yang dilakukannya selama berada di biara. Faustina menuliskan dalam suratnya: "Aku semakin diliputi rasa rindu akan Allah. Kematian tidak menakutkan aku. Jiwaku penuh dengan kedamaian." Ia mengakhiri suratnya dengan kata-kata, "Sampai jumpa di surga!"
Ketika dirawat di rumah sakit, suster Dawida yang menjaga melarangnya untuk menyambut komuni suci karena melihat Faustina yang kelelahan. Faustina mentaati larangan tersebut meskipun setiap hari ia mempersiapkan hatinya untuk berjumpa Yesus dalam ekaristi. Pada suatu hari ia melihat serafim di samping tempat tidurnya, malaikat itu memberikan hosti kepadanya sambil berkata: "Inilah Tuhan para malaikat." Hal ini berlangsung selama 13 kali berturut-turut.
Situasi krisis tiba pada tanggal 24 Agustus 1938, suster Karmila yang pada waktu bertugas menjaga segera menelpon pimpinannya untuk memberitahukan bahwa kondisi Faustina semakin parah. Suster pimpinan segera datang ke rumah sakit dan menjaga Faustina sepanjang malam. Hari berikutnya, pastor T.Czaputa, yang biasa melayani di biara suster-suster Bunda Maria Berbelas Kasih, datang ke rumah sakit untuk memberikan sakramen pengurapan orang sakit kepada Faustina.
Pada akhir bulan Agustus dan awal bulan September 1938, pastor Sopocko kebetulan berada di Krakow, ia mengunjungi para suster dan beberapa kali bertemu Faustina di rumah sakit. Pada tanggal 17 September 1938, Faustina dibawa kembali ke biara di Krakow. Ia sangat lemah dan hampir tidak makan lagi. Ia tenang dan menantikan saat perjumpaannya dengan Tuhan. Ia sama sekali tidak takut menghadapi kematian. Pada tanggal 22 September 1938, Faustina merasa semakin lemah, ia meminta agar komunitasnya mengampuni segala kekurangannya.
Pada tanggal 26 September 1938, pastor Sopocko mengunjungi Faustina di Krakow. Pada waktu itu Faustina berkata kepadanya: "Aku sibuk berelasi erat dengan Bapa surgawi." Menurut pastor Sopocko, Faustina menimbulkan kesan seorang insan surgawi. Ternyatan itu merupakan perjumpaan terakhir pastor Sopocko dengan Faustina.
Pada pembicaraan terakhir dengan suster Irena, Faustina mengatakan bahwa Yesus mau meninggikannya dan menjadikannya santa, juga bahwa kongregasi akan sangat terhibur karena dirinya. Pada saatnya Faustina menyerahkan semua buku catatannya kepada suster Irena dan meminta supaya buku-buku itu diberikan kepada Muder Jenderal Mikhaela Moraczwska. (Riwayat Hidup Santa Faustina, Stefan Leaks)
Bagaimana kisah selanjutnya, hingga proses beatifikasi. Temukan di bagian VII (terakhir) dari Riwayat Hidup Santa Faustina di sini.Baca kisah hari-hari terakhir Santa Faustina di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.