Sabtu, 25 Desember 2010

Santa Faustina - masa kecil

Umat Katolik di seluruh dunia pasti banyak yang sudah mengenal dan bahkan sudah mendoakan sebuah doa yang dikenal dengan sebutan "doa Koronka" atau "doa Kerahiman Ilahi", doa ini khususnya didoakan pada jam 3 sore atau dikenal sebagai "Jam Kerahiman Ilahi." mengapa harus pada jam 3 sore? dan ternyata  doa ini  ada sejarahnya, ingin tahu?  jawabannya dapat ditemukan setelah kita membaca riwayat hidup secara singkat dari Santa Faustina dan perjumpaannya dengan Yesus, dalam artikel ini.

Sebelum itu ada baiknya kita membaca kembali Injil Lukas 23:44-46 yang berbunyi: "Ketika itu hari sudah kira-kira jam dua belas, lalu kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga, sebab matahari tidak bersinar. Dan tabir Bait Suci terbelah dua. Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah berkata demikian Yesus menyerahkan nyawa-Nya."

Dalam Injil Matius 27:45-46, kita juga dapat menemukan isi bacaan yang sama: "Mulai dari jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga. Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?

Pada jam dua belas, kegelapan meliputi seluruh daerah itu dan berlangsung sampai jam tiga. Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?", yang berarti: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? (Markus 15:33)

Berdasarkan kutipan dari tiga Injil di atas kita sudah dapat menemukan jawaban mengapa harus pada jam 3 dan agar lebih jelas serta melengkapi ada baiknya kita semua (pembaca dan saya sendiri) membaca ringkasan perjalanan hidup dan awal mula Santa Faustina menerima kekayaan rahmat ini dari Yesus sendiri.

Bagian I

Keluarga Santa Faustina
Stanislaw Kowalski (1868-1946) merupakan ayah dari Santa Faustina yang kemudian menikah dengan Marianna Babel (1874-1965) pada tanggal 28 Oktober 1892. Mereka tinggal di sebuah desa bernama Glogowiec, propinsi Lodz (sekarang propinsi Konin) di Polandia. Ayah dari Santa Faustina bekerja sebagai petani dan tukang kayu dan biasa bekerja di desa-desa yang berdekatan dengan tempat tinggal mereka. Orang tua Santa Faustina mempunyai 10 orang anak, dua di antaranya meninggal pada usia balita. Walaupun kehidupan mereka jauh dari sejahtera, namun orang tuanya berusaha mendidik anak-anaknya dalam tata tertib dan iman.
rumah orang tua Santa Faustina - sekarang

Masa kanak-kanak
Pada masa penjajahan Rusia ke Polandia (sebelum perang dunia I), kehidupan penduduk di desa Glogowiec sangatlah miskin dan susah sebagai akibat perang. Santa Faustina dilahirkan pada tanggal 25 Agustus 1905 sebagai anak ketiga. Dua hari setelah dilahirkan atau tepatnya pada tanggal 27 Agustus 1905, ia dibaptis di Gereja Paroki Santo Kazimirus di Swinice Warckie. Ia diberi nama Helena. Gereja Paroki ini letaknya 2 km jauhnya dari kampung Glogowiec.

Helena dikenal sebagai anak yang rajin, rendah hati, dan lemah lembut. Ia sangat disayangi orang tuanya serta teman-temannya, karena sikapnya yang ramah kepada siapa saja. Pada umur 7 tahun, tepatnya tahun 1912, Helena mulai mengalami sesuatu yang istimewa untuk pertama kali dalam hidupnya, di mana ia mendengar suara halus dalam batinnya yang memanggilnya untuk memasuki suatu kehidupan yang lebih sempurna dan lama kelamaan panggilan itu semakin membakar jiwanya.

Helena kecil memiliki sifat yang sangat murah hati, di mana ia pernah menyamar sebagai pengemis dan berkeliling dari rumah ke rumah untuk mendapatkan uang yang kemudian dibagikannya kepada para pengemis.

Pada usia 12 tahun tepatnya bulan September 1917, Helena bersekolah di SD Swinice namun ia hanya belajar selama 3 tahun saja. Ia dipuji oleh para gurunya sebagai anak yang cerdas namun ia sering diejek oleh teman-temannya karena pakaiannya yang jelek.

Kesukaan Helena adalah membaca berbagai buku termasuk cerita para Santo dan Santa, entah yang dibaca sendiri maupun didengar dari cerita orang tuanya selalu diceritakannya kepada teman-temannya.

Helena juga dikenal suka menyanyikan lagu-lagu gereja bahkan pada tengah malam sekalipun, pernah suatu hari ia menceritakan kepada saudara-saudaranya bahwa dalam mimpinya ia bertemu dengan Bunda Maria di dalam kebun yang indah, namun ia hanya menjadi bahan tertawaan mereka.

Jika tidak sempat mengikuti misa kudus pada hari minggu, Helena selalu mengambil buku doa dan berdoa di pojok rumahnya dengan sepenuh hati. Tidak jarang ibunya kesal karenanya, namun Helena biasanya tetap menyelesaikan seluruh doa yang dibacakan oleh imam dalam perayaan ekaristi dan setelah itu ia berkata kepada ibunya: "Mama jangan marah, Tuhan Yesus bisa lebih marah lagi seandainya aku tidak melakukannya."

Helena menyukai kesunyian dan ia paling betah jika berada di kebun dan ada sebuah kapel yang dibuatkan oleh ayahnya dengan patung Bunda Maria, dan ia biasanya menghiasi patung Bunda Maria dengan bunga-bunga khususnya pada bulan Mei. (Riwayat Hidup Santa Faustina, Stefan Leaks)


Helena remaja bekerja sebagai pembantu rumah tangga hingga penjaga toko dan bagaimana perjuangannya yang gigih untuk masuk ke biara walaupun harus rela ditolak karena tidak memiliki uang yang cukup. Apa yang Yesus katakan kepadanya agar dia ke kota Warszawa?...... baca selengkapnya di sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

AddThis

Populer