Sabtu, 01 Januari 2011

Masa pertobatan Fransiskus Asisi

Santo Fransiskus Asisi

Memulai pertobatan
Seiring berjalannya waktu, kehidupan Fransiskus mengalami banyak perubahan, dan salah satunya adalah ia tidak berpesta lagi. Ia lebih sering menyendiri dan banyak berdoa dalam gereja-gereja di sekitar Asisi dan dalam gua-gua. Fransiskus masih menunggu jawaban yang jelas dari Tuhan. Sementara itu, ia mulai banyak bergaul dengan orang-orang miskin. Ia selalu menyiapkan makanan dan tempat untuk orang miskin. Ia merasa lebih jelas bahwa panggilannya adalah bersama orang melarat. Fransiskus kemudian ke Roma dan di sana ia belajar menjadi seorang pengemis selama satu hari.

Pada suatu hari, Fransiskus bertemu dengan seorang penderita kusta. Dengan rasa muak ia turun dari kudanya, memberi uang kepadanya dan dengan sekuat tenaga ia memaksa dirinya untuk mencium tangannya, dan orang kusta itu memberikan salam damai. Seketika itu juga Fransiskus merasakan perubahan yang mendalam hatinya: "Apa yang mengerikan, menjadi manis bagi jiwa raga." Demikianlah ia menulis dalam wasiatnya. Fransiskus masuk golongan orang kusta, ia menjadi orang yang terbuang dalam masyarakat.

Salib di gereja San Damiano
Pada tahun 1207, ketika Fransiskus berumur 25 tahun, ia pergi ke San Damiano, gereja kecil yang sudah mulai mau roboh. Di depan salib ia berdoa dan ia mendengar sekali lagi suara dari Spoleto. Tuhan bertindak untuk kedua kalinya. Tuhan menyapa Fransiskus dengan berkata: "Fransiskus, perbaikilah rumah-Ku yang sudah roboh ini."

Sesudah itu, Fransiskus mulai merehab dan memperbaiki gereja-gereja di daerah itu, yakni gereja San Damiano, Portiuncula dan lain-lain. Kemudian setelah lama ia memperbaiki fisik bangunan gereja, Fransisku mulai sadar bahwa Yesus bukan mau dia memperbaiki bangunan gereja, melainkan Gereja yang hidup, yakni gereja kaum miskin, Gereja kasih Allah.

Perbaikan gereja di San Damiano membawah perubahan dalam diri Fransiskus, untuk membangun gereja-gereja di daerah itu, ia harus mempergunakan uang ayahnya. Karena ayahnya tidak setuju, Fransiskus menerima hukuman dan harus dikurung di dalam rumah. Ibunya tidak sampai hati dan ia membebaskan Fransiskus. Hal itu semakin membuat marah ayahnya dan dengan emosi yang tinggi, ayahnya menyeretnya ke hadapan pengadilan sipil, tetapi karena Fransiskus menganggap dirinya seorang yang dipanggil Tuhan, maka ia dibawa ke pengadilan gereja, yaitu kepada Uskup.

Di hadapan Uskup Guido, Fransiskus menolak status keluarga dan warisannya, ia memilih meninggalkan keluarga dengan sebuah keyakinan baru: "Aku ini anak Allah yang Mahatinggi, aku ini bentara Raja Agung." "Dengarkanlah kalian dan mengertilah sampai sekarang aku menyebut Pietro Bernardone ayahku. Tetapi dari saat ini aku akan berkata: Bapa kami yang ada di surga."

Selama tiga tahun, orang tidak mengerti tindakan Fransiskus itu, karena itu ia diolok, dicacimaki, dikejar seperti anjing, bahkan dilempari dengan batu. Fransiskus tetap bertahan dan ia terus memperbaiki gereja-gereja, rumah Allah.

Pergilah dan beritakanlah Kerajaan Surga sudah dekat
Pada tahun 1209, Fransiskus mengikuti misa di kapel Portiuncula, sewaktu pembacaan Injil, ia kembali mendengar suara yang melengkapi pertobatannya sewaktu di San Damiano. Bacaan hari itu memuat kata-kata yang diucapkan Kristus, ketika Ia mengutus rasul-rasul-Nya untuk mewartakan Injil: "Pergilah dan beritakanlah Kerajaan Surga sudah dekat. Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah membawa bekal dalam perjalanan, janganlah membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya." (Mat 10:9-10)

Mendengar sabda Allah itu, bukan main girangnya hati Fransiskus dan ia berteriak: "Inilah yang kucari!" Setelah itu, ia keluar gereja dan membuang kasut serta tongkatnya, ia mengganti ikat pinggangnya dengan seutas tali dan mantolnya dengan tunika wol yang biasanya dipakai oleh para petani pada waktu itu. Sejak saat itu, Fransiskus mulai menjadi ksatria Injil, seorang rasul Tuhan. (Duta, Oktober 2010)

Jubah Santo Fransiskus

Keputusan Fransiskus untuk hidup membiara membawanya pada satu pertemuan dengan Yesus di bukit La Verna untuk menerima lima luka Yesus atau stigmata. Stigmata Yesus


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

AddThis

Populer