Minggu, 09 Januari 2011

Mengapa berdoa Rosario?


Rosario bagi umat Katolik tentu sudah tidak asing lagi karena doa Rosario biasanya pada bulan Mei dan Oktober banyak didoakan dalam gereja sekalipun pada hari-hari biasa sepanjang tahun dapat didoakan, yang penting ada kemauan. Doa Rosario bukanlah suatu bentuk doa penyembahan berhala, walaupun diketahui bahwa umat berdoa Rosario di depan patung Bunda Maria; seakan-akan kita menyembah patung. benarkah demikian?

Pandangan di atas tentu tidak benar. Gereja Katolik tidak pernah menyembah baik itu Rosario maupun patung Bunda Maria. Rosario hanya merupakan sarana untuk menghormati Bunda Maria sebagai Ibu Yesus dan Ibu orang-orang Kristen sebagai murid-murid Yesus. Doa Rosario sangat Alkitabiah, yang terdiri dari: 
  1. Doa Aku Percaya (Konsili Nicea 325)
  2. Doa Bapa Kami (Matius 6:9-13)
  3. Salam Maria (Lukas 1:28,42)
  4. Kemuliaan (rumusan iman kepercayaan tersingkat dan terpadat tentang Trinitas) 
Bagian pertama doa Rosario mengingatkan kita bagaimana malaikat Gabriel memberikan salam kepada Santa Perawan Maria yang terberkati: "Salam Maria, penuh rahmat Tuhan sertamu, terpujilah engkau di antara wanita" (Lukas 1:28). Bagian kedua sewaktu Bunda Maria masuk ke rumah Elisabet dan memberikan salam kepadanya, maka melonjaklah anak yang di dalam rahim Elisabet dan dia penuh dengan Roh Kudus sambil berkata: "Terpujilah buah tubuhmu (Yesus)" (Lukas 1:42). Sedangkan rumusan ketiga merupakan doa yang dirumuskan oleh Bapa Suci Gereja, dan sudah menjadi tradisi suci dan doa resmi Gereja Katolik, yang bunyinya: "Santa Maria Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati. Amin." (Katekismus Konsili Trente).

Doa-doa dalam Rosario bersumber pada Sabda Tuhan, yang disampaikan oleh Yesus (Bapa Kami), malaikat Gabriel, Elisabet, dan Bapa-bapa Gereja. Doa Rosario bukan merupakan sebuah rumusan doa hasil karangan seseorang yang suka dengan doa yang panjang-panjang. Doa Rosario terpusat pada Yesus Kristus, Sang Juruselamat dunia dan Putera Allah Yang Mahatinggi sehingga mengandung nilai-nilai keselamatan dan kemerdekaan umat manusia dari belenggu dosa.

Sebenarnya Rosario sudah didoakan oleh umat Kristen purba, walaupun masih dalam bentuk yang masih sangat sederhana. Manik-manik terbuat dari kerikil atau kerang tanpa untaian. Pada tahun 341 SM seorang rahib Mesir bernama Paulus menjadikan Rosario sebagai doa harian. Ia mempergunakan 300 butir kerang di pangkuannya sebagai pedoman pendarasan Rosario. Kerang dibuang setiap kali selesai mendaraskan satu doa (Alexander, Tradisi Suci Gereja, 2007). Tahun 659 SM di Nivelles, para arkeolog menemukan fragmen doa Rosario dan manik-manik dalam kubur Gertrude; seorang rahib wanita suci. Tahun 1040 Rosario yang terbuat dari manik-manik batu yang mahal berbentuk kaplet rosario yang utuh menjadi doa harian bagi Godiva. Dia mengalungkan rosarionya pada patung Bunda Maria dan sejak saat itu rosario semakin dikenal. Tahun 1200 para arkeolog menemukan fragmen doa rosario beserta manik-manik yang mirip dengan milik Gertrude di dalam makam St.Norbert dan St.Rosalia.

Kebenaran dalam doa Salam Maria, menurut St.Hieronimus, sebegitu agung, luhur dan mengagumkan, sehingga tidak ada manusia ataupun malaikat yang dapat memahami kedalaman doa ini. Sementara itu St.Thomas Aquinas memandang Bunda Maria sebagai yang paling bijaksana di antara para kudus dan yang paling kudus di antara para bijaksana. Kekudusan dan kebijaksanaan saling terkait. Dalam kebijaksanaan ini tampak ciri kesucian, cinta damai, sopan-santun, rela menerima nasihat, cinta akan kebaikan, penuh belas kasihan, dan menghasilkan buah-buah yang baik, tidak memihak,serta tidak munafik.Buah-buah kebenaran ditaburkan dalam damai bagi mereka yang membawa damai (Yak 3:17-18).

Rosario menjadi salah satu cara untuk merenungkan kehadiran, peran dan penyerahan diri Bunda Maria dalam proses penyelamatan umat manusia. Iman-kepercayaan, kesederhanaan hidup dan keterbukaan hati bagi penyelenggaraan ilahi tampak dalam seluruh diri Bunda Maria. Dia menjadi model bagi murid-murid Yesus dalam cara hidup, kerja dan pelayanan untuk menyatukan dan mendekatkan diri kepada Yesus. Maria hidup dekat dan menyatukan diri dengan Yesus hingga detik terakhir hidup-Nya. Maria tidak pernah jauh dari Yesus baik dalam suka maupun duka!. (Kita memiliki seorang penolong yang dari padanya boleh memohon perantaraannya kepada Yesus Kristus Tuhan kita; seperti pada saat pesta pernikahan di Kana).

Dengan berdoa Rosario, iman kita akan Yesus sebagai Juruselamat dapat dipupuk dan disuburkan. Peristiwa keselamatan yang dirintis oleh Yesus mendapat dukungan penuh dari Bunda Maria. Bunda Maria juga mendukung setiap langkah kita dalam menjalankan iman-kepercayaan. Bunda Maria, doakanlah kami. (Duta, Oktober 2009)

Tips: (tips ini dari Pastor tentunya karena admin bukan ahlinya)
Karena doa Rosario cukup panjang dan tidak boleh didoakan secara cepat-cepat (berdoa memang tidak boleh terburu-buru mau mengejar kereta) jadi perhatikan saat yang tepat, jangan pada saat menjelang tidur atau sudah larut malam karena nanti bukannya berdoa tetapi malam mengantuk, konsentrasi buyar, bahkan tertidur. (kecuali insomnia...hanya becanda)

Untuk membantu merenungkan kembali setiap peristiwa dalam doa Rosario dengan baik, bukalah Alkitab lalu baca ayat-ayat yang berhubungan dengan peristiwa yang akan kita doakan kemudian renungkan. Ini sangat membantu. Awalnya memang susah, lama kelamaan jika sudah terbiasa akan lebih gampang.

Berdoa plus membaca serta merenungkan kembali kisah hidup Yesus dan Bunda Maria memerlukan waktu sekitar 45 menit (+-).  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

AddThis

Populer