Sabtu, 01 Januari 2011

Keluarga besar Fransiskan


Ordo yang pertama
Cara hidup Fransiskus mulai menarik perhatian banyak orang dari berbagai lapisan masyarakat dan mereka mau mengikuti Fransiskus dan hidup seperti dia, dalam persaudaraan Injili Fransiskus mendapati teman-teman yang dianggapnya sebagai "pemberian Tuhan."

Para pengikut Santo Fransiskus Asisi yang pertama adalah seorang pedagang bernama Bernardo dari Kwintavale. Fransiskus mengusulkan: "marilah kita pergi ke gereja, di situ kita akan menanyakan pada Injil apa yang harus kamu perbuat." Di gereja San Nicolo, ia menemukan sabda: "jikalau engkau mau sempurna, pergilah dan juallah segala milikmu dan berikanlah kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di surga; kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." (Mat 19:21).

Pada tahun 1209/1210, ketika para pengikutnya sudah berjumlah 12 orang, Fransiskus menulis "peraturan hidup" yang sederhana dan singkat yang terdiri dari beberapa kutipan Injil. Lalu mereka pergi ke Roma untuk meminta pengesahan dari Paus. Isinya adalah sejumlah kutipan Kitab Suci yang mengatur kehidupan mereka, selain itu juga terdapat peraturan mengenai hidup bersama. 

Pada tahun 1211, tulisan itu dikenal dengan Anggaran Dasar Tanpa Bulla (AngTBul), yang menjadi begitu tebal sehingga membutuhkan sebuah rumusan baru. Pada tahun 1223, rumusan baru disahkan dengan bulla oleh Paus dan berlaku hingga sekarang. 

Pada tahun 1415, Ordo Saudara Dina terpecah menjadi dua, yaitu saudara dina Konventual dan saudara dina observan. Konventual terpecah lagi menjadi dua kelompok, namun pada akhirnya yang tersisa adalah saudara dina konventual. Sedangkan Observantes terpecah-pecah juga hingga pada akhirnya pada tahun 1897, oleh Paus Leo XIII dipersatukan lagi menjadi Ordo Saudara Dina (OFM). Sedangkan Ordo Saudara Dina Kapusin lahir pada tahun 1525 dari Saudara Dina Observantes. Sejarah mencatat adanya reformasi di Ordo Saudara Dina menimbulkan 3 (tiga) Ordo yang masih ada hingga sekarang ini, yaitu: OFM Konventual, OFM, dan OFMCap (Ordo Fratrum Minorum Capuccinorum), yang masing-masing mengakui Fransisku Asisi sebagai pendiri Ordo serta menghayati Anggaran Dasar 1223.

Ordo Kedua
Pada tahun 1212, Klara (saudari Fransiskus) dari Pacifica, pergi berkunjung ke tempat saudara dina di Portiuncula, untuk diijinkan mengikuti cara hidup Fransiskus. Setelah Klara dipangkas rambutnya oleh Fransiskus, sebagai lambang pertobatan, maka untuk sementera waktu ia tinggal di biara suster-suster Benediktin, dan kemudian pindah ke San Damiano. Di sanalah dimulai pembentukan ordo kedua Santo Fransiskus, yakni para wanita-wanita suci dari San Damiano, yang kemudian mengambil nama suster-suster dari San Damiano yang berkembang menjadi suster-suster Klaris. Suster-suster slot yang ada di Singkawang - KalBar merupakan salah satu cabang dari Ordo yang dimulai oleh Santa Klara.

Ordo para suster Klaris lazim disebut Ordo kedua. Pada waktu Santa Klara wafat, ada sekitar 150 komunitas Klaris. Klara sering menyebutkan bahwa Fransiskuslah yang mendirikan Ordo Kedua, namun Fransiskus sendiri tidak pernah mengatakan bahwa dialah yang mendirikannya. Kehidupan dan sejarah Ordo Klaris tidak pernah bisa dilepaskan dari Ordo Pertama dan sebaliknya.
Ordo Ketiga Sekular
Thomas dari Celano, orang pertama yang menulis riwayat hidup Santo Fransiskus pernah mengatakan bahwa: "Banyak dari antara rakyat, bangsawan dan orang biasa, rohaniwan dan awam, berkat ilham ilahi mulai menggabungkan diri dengan Santo Fransiskus." Cara hidup Fransiskus dan saudara-saudaranya begitu menari bagi banyak orang, bahkan bagi para awam yang sudah berkeluarga, sehingga Fransiskus harus mencari kemungkinan bagi mereka yang mau ikut dalam persekutuan para pentobat.

Maka Fransiskus mendirikan ordo ketiga untuk mereka yang berkeluarga. Tujuan ordo ketiga ini bukanlah orang kaya harus menjadi miskin, melainkan orang kaya harus hidup dan mempergunakan hartanya sesuai dengan Injil. Boleh memiliki kekayaan, tetapi bukan dimiliki oleh harta bendanya. Rupanya cara hidup Ordo Ketiga Sekuler ini menarik bagi para suami-isteri sehingga pada abad XIII, Ordo Ketiga Fransiskus ini berkembang pesat.

Ordo Ketiga ini pada jaman sekarang ini dikenal pula dengan nama Ordo Fransiskan Sekular (OFS) dengan anggaran dasar AD OFS yang terakhir disahkan oleh Paus Paulus VI pada tanggal 24 Juni 1978.

Sama seperti pada pendidikan Imam atau biarawan-biarawati pada umumnya, untuk menjadi anggota penuh OFS, harus melewati tahap-tahap pendidikan seperti Postulat, Novisiat, Kaul sementara hingga Kaul kekal. Ordo Fransiskan Sekular (OFS) juga sudah terdapat di kota Pontianak.

Ordo Ketiga Regular
Pada awalnya dalam Ordo Ketiga, bergabunglah baik awam maupun orang-orang yang sudah menjadi anggota salah satu biara atau satu tarekat. Mereka semua ingin hidup menghayati Injil secara sempurna. Ketika jumlah kedua kelompok ini semakin banyak, maka terjadilah mereka yang awam terpisahkan dari mereka yang terikat pada salah satu tarekat.

Perpisahan itu disebabkan pada tahun 1521, oleh Paus Leo X diberikanlah Anggaran Dasar tersendiri kepada kelompok yang mengikuti salah satu ordo Fransiskus. Sejak saat itu muncullah ordo ketiga regular. Mereka hidup dalam satu komunitas dengan mempraktekkan ketaatan pada minister setempat, hidup selibat dan menyimpan pendapatan dalam kas bersama.

Di Indonesia, Ordo Ketiga Regular sudah ada lebih dari 15 Tarekat seperti SFIC,KFS,SMFA,SFD,dll. Kongregasi pria seperti TOR ; Bruder yang berkarya di sebagai Italia, dan MTB untuk para Bruder yang berkarya di Pontianak. Ordos Ketiga Fransiskus di seluruh dunia terikat oleh satu Anggaran Dasar yang sama ,yang telah disahkan oleh Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1982. (Duta, Oktober 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

AddThis

Populer