Rabu, 29 Desember 2010

Allah yang telah mengurapi dan memeteraikan tanda milik-Nya atas kita

Salam kasih dan damai dari Yesus Kristus selama-lamanya.

Kalender Liturgi Katolik - Jumat, 31 Desember 2010 (Pesta Santo Sylvester - Paus)

Bacaan diambil dari:
  • 1 Yoh 2:18-21
  • Mazmur 96:1-2,11-13
  • Lukas 1:1-8

1 Yoh 2:18-21
"Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus"
Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.

Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua mengetahuinya. Aku menulis kepadamu, bukan karena kamu tidak mengetahui kebenaran, tetapi justru karena kamu mengetahuinya dan karena kamu juga mengetahui, bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran.

Mzm 96:1-2,11-13
"Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorak" 
Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai segenap bumi! Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya, kabarkanlah keselamatan yang dari pada-Nya dari hari ke hari.

Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorak, biarlah gemuruh laut serta isinya, biarlah beria-ria padang dan segala yang di atasnya, maka segala pohon di hutan bersorak-sorai di hadapan Tuhan, sebab Ia datang, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi.

Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.

Lukas 1:1-18
"Elisabet, isterimu akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes"
Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita, seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman. Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar.

Pada jaman Herode, raja Yudea, adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet. Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat. Tetapi mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut umurnya.

Pada suatu kali, waktu tiba giliran rombongannya, Zakharia melakukan tugas keimaman di hadapan Tuha. Sebab ketika diundi, sebagaiman lazimnya, untuk menentukan imam yang bertugas, dialah yang ditunjuk untuk masuk ke dalam Bait Suci dan membakar ukupan di situ. Sementara itu seluruh umat berkumpul di luar dan sembahyang. Waktu itu adalah waktu pembakaran ukupan.

Maka tampaklah kepada Zakharia seorang malaikat Tuhan berdiri di sebelah kanan mezbah pembakaran ukupan. Melihat hal itu ia terkejut dan menjadi takut. Tetapi malaikat itu berkata kepadanya: "Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes. Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya itu. Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya; ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka, dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya."

Lalu kata Zakharia kepada malaikat itu: "Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah lanjut umurnya."







Buah dari pengharapan

Salam kasih dan damai dari Yesus Kristus selama-lamanya.

Kalender Liturgi Katolik - Kamis, 30 Desember 2010

Bacaan diambil dari:

  • 1 Yohanes 2:12-17
  • Mamzur 96:7-10
  • Lukas 2:36-40

1 Yoh 2:12-17
"Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya"
Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, sebab dosamu telah diampuni oleh karena nama-Nya. Aku menulis kepada kamu, hai bapa-bapa, karena kamu telah mengenal Dia, yang ada dari mulanya. Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu telah mengalahkan yang jahat. Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, karena kamu mengenal Bapa.

Aku menulis kepada kamu, hai bapa-bapa, karena kamu mengenal Dia, yang ada dari mulanya. Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu kuat dan firman Allah diam di dalam kamu dan kamu telah mengalahkan yang jahat.

Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.

Mzm 96:7-10
"Katakanlah di antara bangsa-bangsa Tuhan itu Raja"
Kepada Tuhan, hai suku-suku bangsa, kepada Tuhan sajalah kemuliaan dan kekuatan! Berilah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya!

Sujudlah menyembah kepada Tuhan dengan berhiaskan kekudusan, gemetarlah di hadapan-Nya, hai segenap bumi! Katakanlah di antara bangsa-bangsa: "Tuhan itu Raja! sungguh tegak dunia, tidak goyang. Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran."

Lukas 2:36-40
"Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya"
Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa.

Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.


Salah satu hal terpenting dalam mengikuti Yesus bagi kita semua yang mengakui bahwa kita murid-murid-Nya, orang yang percaya kepada-Nya adalah "Pengharapan", bertumbuh dalam pengharapan, bertekun dalam pengharapan, percaya dengan sungguh-sungguh dan tidak goyah sedikit pun seperti yang dilakukan oleh Simeon dan Hana dalam menantikan kedatangan Tuhan Yesus; pengharapan dalam Tuhan Yesus tidak akan mengecewakan, malah menguatkan dan mendatangkan rasa yang manis pada akhirnya. (Satu Perjamuan dan Satu Jemaat, Desember 2010)

Selasa, 28 Desember 2010

Sebab segala allah bangsa-bangsa adalah hampa, Tetapi TUHANlah yang menjadikan langit

Salam kasih dan damai dari Yesus Kristus selama-lamanya.

Kalender Liturgi Katolik - Rabu, 29 Desember 2010 (Pesta Santo Tomas Becket)

Bacaan diambil dari:
  • 1 Yohanes 2:3-11
  • Mazmur 96:1-3,5-6
  • Lukas 2:22-35
1 Yoh 2:3-11
"Sebab kegelapan sedang lenyap dan terang yang benar telah bercahaya"
Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itu kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia.

Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup. Saudara-saudara yang kekasih, bukan perintah baru yang kutuliskan kepada kamu, melainkan perintah lama yang telah ada padamu dari mulanya. Perintah lama itu ialah firman yang telah kamu dengar. Namun perintah baru juga yang kutuliskan kepada kamu, telah ternyata benar di dalam Dia dan di dalam kamu; sebab kegelapan sedang lenyap dan terang yang benar telah bercahaya.

Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang. Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan. Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana harus pergi karena kegelapan itu telah membutakan matanya.

Mzm 96:1-3,5-6
"Keagungan dan semarak ada di hadapan-Nya"
Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai segenap bumi! Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya, kabarkanlah keselamatan yang dari pada-Nya dari hari ke hari. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib di antara segala suku bangsa.

Sebab segala allah bangsa-bangsa adalah hampa, tetapi Tuhanlah yang menjadikan langit. Keagungan dan semarak ada di hadapan-Nya, kekuatan dan kehormatan ada di tempat kudus-Nya.

Lukas 2:22-35
"Sesungguhnya suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri"
Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah", dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Taurat, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. 

Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi  Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Rih Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus.

Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya:

"Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi pernyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel."

Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia. Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan - dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang."

Senin, 27 Desember 2010

Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku

Salam kasih dan damai dari Yesus Kristus selama-lamanya.

Kalender Liturgi Katolik - Selasa, 28 Desember 2010 (Hari Raya Kanak-kanak Suci)

Bacaan diambil dari:

  • 1 Yoh 1:5,2:2
  • Mazmur 124:2-5,7-8
  • Matius 2:13-18

1 Yoh 1:5,2:2
"bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga dosa seluruh dunia"
Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan. Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.

Mzm 124:2-5,7-8
"Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan"
Jikalau bukan Tuhan yang memihak kepada kita, biarlah Israel berkata demikian - jikalau bukan Tuhan yang memihak kepada kita, ketika manusia bangkit melawan kita, maka mereka telah menelan kita hidup-hidup, ketika amarah mereka menyala-nyala terhadap kita; maka air telah menghanyutkan kita, dan sungai telah mengalir melingkupi diri kita, maka telah mengalir melingkupi diri kita air yang meluap-luap itu.

Jiwa kita terluput seperti burung dari jerat penangkap burung; jerat itu telah putus, dan kita pun terluput! Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.

Mat 2:13-18
"Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku"
Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia." 

Maka Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku."

Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu. Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: "Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi."

Minggu, 26 Desember 2010

Sang Sabda yang menjelma menjadi manusia - oleh sebab itu Ia sungguh mengerti kita

Salam kasih dan damai dari Yesus Kristus selama-lamanya.

Kalender Liturgi Katolik - Senin, 27 Desember 2010 (Pesta Santo Yohanes Rasul)

Bacaan diambil dari:

  • 1 Yohanes 1:1-4
  • Mazmur 97:1-2,5-6,11-12
  • Yohanes 20:1-8

1 Yoh 1:1-4
"Persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya"
Apa yang telah ada sejak semulai, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup - itulah yang kami tuliskan kepada kamu. Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami.

Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus. 

Dan semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna.

Mzm 97:1-2,5-6,11-12
"Terang sudah terbit bagi orang-orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati"
Tuhan adalah Raja! Biarlah bumi bersorak-sorak, biarlah banyak pulau bersukacita! Awan dan kekelaman ada sekeliling Dia, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.

Gunung-gunung luluh seperti lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan seluruh bumi. Langit memberitakan keadilan-Nya, dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.

Terang sudah terbit bagi orang-orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati. Bersukacitalah karena Tuhan, hai orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.

Yohanes 20:1-8
"Ia melihatnya dan percaya"
Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur. Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka: "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan."

Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat dari pada Petrus sehingga lebih dulu sampai di kubur. Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam. Maka datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah, sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung. Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya.

Rosario Koronka kepada Kerahiman Ilahi

Doa Rosario Koronka kepada Kerahiman Ilahi mempergunakan rosario dengan 10 manik-manik atau biasanya disebut juga Rosario Yesus.

Doa pembukaan (masing-masing didoakan 1 kali) :
Bapa kami......
Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga, berilah kami rejeki pada hari ini, dan ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami, dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari jahat. Amin.
Salam Maria.......
Salam Maria, penuh rahmat Tuhan sertamu, terpujilah engkau di antara wanita, dan terpujilah buah tubuhmu Yesus, Santa Maria Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati. Amin. 
Aku Percaya.........
Aku percaya akan Allah, Bapa Yang Mahakuasa, pencipta langit dan bumi, dan akan Yesus Kristus, Putra-Nya yang tunggal, Tuhan kita, yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria, yang menderita senggsara dalam pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, wafat, dan dimakamkan, yang turun ke tempat penantian, pada hari ketiga, bangkit dari antara orang mati, yang naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa Yang Mahakuasa, dan dari situ Ia akan datang, untuk mengadili orang yang hidup dan mati. Aku percaya akan Roh Kudus, Gereja Katolik yang kudus, persekutuan para kudus, pengampunan dosa, kebangkitan badan, kehidupan kekal. Amin.

Pada 1 manik yang besar "Bapa kami" didoakan doa "Bapa yang kekal"
Bapa yang kekal, kupersembahkan kepada-Mu Tubuh dan Darah, Jiwa dan ke-Allahan Putera-Mu yang terkasih Tuhan kami Yesus Kristus, sebagai pemulihan dosa-dosa kami dan dosa seluruh dunia.

Pada 10 manik kecil "Salam Maria" didoakan doa "Demi sengsara Yesus"
Demi sengsara Yesus yang pedih, tunjukkanlah belas kasih-Mu kepada kami dan seluruh dunia. (doakan 10 kali)

Pada bagian penutup doakan doa :
Allah yang Kudus, Kudus dan berkuasa, Kudus dan kekal, kasihanilah kami dan seluruh dunia. (doakan 3 kali) 

Doa Koronka Kerahiman Ilahi

Doa Jam Kerahiman (didoakan setiap jam 3 siang)

Engkau telah wafat, Yesus, tetapi sumber kehidupan memancar terus untuk jiwa-jiwa, dan samudera kerahiman terbuka untuk seluruh dunia. "O, sumber kehidupan, kerahiman ilahi yang tak terselami, naungilah seluruh dunia dan curahkanlah Diri-Mu di atas kami."

"O, Darah dan Air, yang memancar dari Hati Yesus, sebagai Sumber rahmat bagi kami, kami berserah kepada-Mu." (didoakan 3 kali) 

"Yesus, Raja Kerahiman Ilahi, kami berserah kepadamu.".....Amin.

Mari berdoa : Bapa yang kekal,  di dalam Dikau, kerahiman tak pernah berakhir dan perbendaharaan kasih sayang-Mu tak pernah habis, lihatlah kami, dengan kasih, tambahkanlah rahmat-Mu kepada kami, supaya pada saat-saat yang sulit, kami tidak akan putus asa, ataupun menjadi sangat sedih, melainkan dengan kenyakinan teguh, diri kami selalu taat pada kehendak-Mu yang kudus, yang adalah kasih dan kerahiman itu sendiri. Amin. 


Sabtu, 25 Desember 2010

Hari ini Tuhan Yesus akan mengambil aku

Bagian VII (terakhir)


Pada tanggal 5 Oktober 1938, dengan wajah yang cerah Faustina memberitahukan, "Hari ini Tuhan Yesus akan mengambil aku!" Ia masih sempat mengaku dosa di hadapan pastor Andrasz, SJ yang juga merupakan pembimbing rohani Faustina. Inilah pengakuan dosanya yang terakhir.

Pada pukul 21.00, pastor T.Czaputa bersama para suster berdoa dekat tempat tidur Faustina mohon kematian yang baik baginya. Sadar sampai saat terakhir, Faustina bersatu dalam doa komunitasnya. Tepat pukul 22.45, dalam usia 33 tahun, suster Maria Faustina Kowalska berpulang setelah menderita banyak dan menanggung deritanya dengan amat sabar.

Hari berikutnya, 6 Oktober 1938, jenazah Faustina dipindahkan ke kapel kecil di bawah lantai gereja. Pada tanggal 7 Oktober 1938, pada hari Jumat pertama dan sekaligus Pesta Bunda Maria Rosario Suci, Faustina dikuburkan. Pemakamannya dihadiri oleh pastor Wojton, SJ, pastor Chabrowski, SJ dan seorang frater. Di sekitar peti matinya yang dibawa ke dalam gereja, diadakan doa pagi pada pukul 8.30. Sesudah itu pastor Wojton mempersembahkan misa kudus pada altar utama, sedangkan pastor Chabrowski mempersembahkan misa pada altar Hati Kudus Yesus yang sekarang menjadi altar Yesus Yang Maharahim. Upacara pemakaman tidak dihadiri oleh seorang pun anggota keluarga Faustina. Jenazah Faustina dimakamkan di pemakaman biara yang terletak di kebun biara di Krakow Lagiewniki, jalan Wronia 3/9.

Pada bulan September 1938 meletus perang dunia II, tentara Jerman dengan cepat menguasai wilayah Polandia yang sama sekali tidak siap untuk berperang. Pada awal perang, Faustina seolah-olah dilupakan, namun tidak lama kemudian, di mana-mana muncul berita tentang devosi kepada Kerahiman Ilahi. Suster-suster yang tidak mengetahui sejarah perkembangan devosi ini mempertanyakannya dengan gencar.

Pada tahun 1941, selama kunjungan resminya, Muder Mikhaela memperkenalkan devosi itu kepada seluruh kongregasinya. Para suster menerimanya dengan rasa heran dan sekaligus sukacita. Mereka berkata, "Bunda Maria, pelindung kongregasi kita, Bunda Maria Berbelas Kasih memperoleh dan meneruskan kepada kita melalui Faustina - anugerah untuk mengingatkan Kerahiman Ilahi kepada dunia yang malang ini."

Dengan demikian, terpenuhilah nubuat Faustina yang dapat dibaca dalam riwayat hidupnya, "Aku yakin bahwa misiku tidak berakhir dengan kematianku melainkan baru dimulai."

Proses informatif hingga kanonisasi
Pada tanggal 21 Oktober 1965, dua puluh tujuh tahun sesudah meninggalnya Faustina, Mgr.Julius Groblicki, Uskup Koadiutor Keuskupan Agung Krakow, selaku wakil Karol Kardinal Wojtyla, secara meriah membuka Proses Informatif mengenai kehidupan dan keutamaan-keutamaan suster Faustina. Sejak itu, Suster Faustina diberi gelar Hamba Tuhan.

Pada tanggal 25 November 1966, selama berlangsungnya Proses Informatif tentang kehidupan, keutamaan-keutamaan, dan segala tulisan Hamba Tuhan suster Faustina (21 Oktober 1965 - 20 Oktober 1967), peti mati Faustina dengan seluruh isinya dipindahkan ke makam khusus yang dibuat di gereja para suster Bunda Maria Berbelas Kasih. Makam itu ditutup pelat hitam dengan salib di tengahnya. Banyak orang yang menerima karunia Tuhan berkat doa Faustina sewaktu berziarah ke makam itu.

Pada tanggal 20 September 1967, Karol Kardinal Wojtyla secara meriah menutup Proses Informatif di Keuskupan Agung Krakow. Setahun kemudian, semua dokumen Proses Informatif itu sudah diterima oleh Vatikan.

Pada tanggal 31 Januari 1968, berdasarkan keputusan Vatikan, dibukalah proses beatifikasi Hamba Tuhan Suster Faustina.

Faustina diangkat sebagai beata oleh Paus Yohanes Paulus II di Roma pada tanggal 18 April 1993. Tujuh tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 30 April 2000, Faustina diangkat sebagai orang kudus atau Santa oleh Paus Yohanes Paulus II di Roma, tepat pada hari minggu II Paskah, yang ditentukan oleh Yesus sendiri sebagai Pesta Kerahiman Ilahi. Paus Yohanes Paulus II memenuhi keinginan Yesus. Beliau memaklumkan hari minggu II Paskah sebagai Pesta Kerahiman Ilahi. (Riwayat Hidup Santa Faustina, Stefan Leaks)


Demikianlah seluruh ringkasan perjalanan hidup Santa Faustina, semoga dengan membaca cerita hidupnya dan khususnya perjumpaan dirinya dengan Tuhan Yesus dapat memberikan serta menumbuhkan semangat baru dalam kehidupan rohani kita, dari yang telah layu agar segar kembali, iman yang telah pudar warnanya agar cerah kembali secerah sinar mentari. YESUS, ENGKAU ANDALANKU.

Yesus mengajarkan doa Koronka kepada Kerahiman Ilahi

Bagian VI


Yesus tampak di atas kapel
Pada tanggal 26 Juli 1934, Faustina jatuh sakit. Dalam waktu singkat, ia begitu lemah sehingga pastor Sopocko memberikan kepadanya sakramen pengurapan orang sakit. Pada tanggal 26 Oktober 1934, ketika sedang berjalan-jalan di kebun biara bersama beberapa gadis remaja, Faustina kembali melihat Yesus di atas kapel, Yesus yang dilihatnya sekarang sama seperti yang dilihat empat tahun lalu di kota Plock. Dari hati Yesus memancar dua sinar, berwarna merah dan pucat, sinar itu menaungi kapel dan meluas hingga ke seluruh dunia.

Pada tanggal 15 Pebruari 1935, Faustina mendapat kabar bahwa ibunya sedang sakit keras, dan pada malam itu juga ia menuju ke kota Lodz. Melihat putrinya, ibunya yang sakit langsung merasa baik. Menurut pengakuan kakaknya, Faustina memberitahukan bahwa ibunya akan sembuh dan berusia panjang, tetapi ayahnya walaupun sehat akan meninggal lebih dulu.

Pada bulan April 1935, dalam rangka triduum menjelang akhir tahun Yubileum Penebusan yang diadakan di Vilnius, di tempat umat kota itu biasanya menghormati Bunda Maria Berbelas Kasih, lukisan Yesus Yang Maharahim, karya Kazimierowski, diperlihatkan untuk pertama kalinya. Ketika pastor Sopocko menunjukkan lukisan itu dalam khotbahnya sambil menegaskan bahwa lukisan tersebut hendaknya dihormati oleh semua orang. Faustina melihat Yesus pada gambar itu mulai bergerak dan memancarkan kedua sinar-Nya kepada umat yang berkumpul untuk berdoa.

Yesus mengajarkan doa Koronka
Pada tanggal 13 dan 14 September 1935, Yesus mengajarkan Faustina doa Koronka kepada Kerahiman Ilahi. Yesus memperkenalkannya sebagai doa "demi meredakan murka Allah." Siapa saja yang mengucapkan doa koronka ini, ia akan menerima banyak rahmat, khususnya rahmat tobat dan kematian yang baik. "Ucapkanlah koronka yang telah Kuajarkan kepadamu setiap hari," kata Yesus kepada Faustina.

"Siapa saja yang mendaraskannya akan mengalami kerahiman-Ku yang besar pada saat kematiannya. Para imam hendaknya menganjurkannya kepada para pendosa sebagai pertolongan terakhir."

Pada tanggal 19 Oktober 1935, Faustina bersama suster Antonina berangkat ke Krakow untuk mengikuti retret selama delapan hari. Pada tanggal 4 November 1935, sehabis retret ia kembali ke Vilnius. Pada tanggal 8 Januari 1936, Faustina menghadap Mgr.Jalbrzykowski, Uskup Agung Vilnius, untuk menyatakan bahwa Yesus meminta didirikannya sebuah kongregasi baru. Pastor Sopocko meminta Faustina untuk tidak terlalu memikirkan "kehendak Yesus" itu.

Akhirnya pada tanggal 17 Maret 1936, pimpinan tertinggi kongregasi meminta Faustina untuk pindah ke rumah jenderal yang terletak di Walendow. Faustina meninggalkan Vilnius pada pagi hari tanggal 21 Maret 1936, ia menumpang kereta api menuju Warszawa, di sana Faustina tinggal selama beberapa hari. Pada tanggal 25 Maret 1936, ia tiba di biara Walendow yang letaknya kira-kira 20 km dari kota Warszawa. Setelah beberapa pekan tinggal di sana, Faustina akhirnya pindah lagi ke kampung Derdy yang letaknya sekitar2 km dari Walendow. Biara ini terletak di tengah-tengah hutan, Faustina sangat menikmati alamnya yang indah.

Pada tanggal 4 Mei 1936, Faustina menerima ijin dari Muder Jenderal Mikhaela Moraczewska untuk meninggalkan kongregasi demi mendirikan sebuah kongregasi yang baru. Tetapi setelah menerima ijin itu, Faustina seolah-olah tidak berdaya dan ia tidak mampu melangkah lebih jauh. Faustina hanya tinggal sebentar saja di Derdy, pada tanggal 11 Mei 1936 dengan didampingi suster Edmunda Sekul, Faustina berangkat ke Krakow untuk menetap di situ dan ia bekerja sebagai tukang kebun serta penerima tamu.

Kembali jatuh sakit
Pada tanggal 14 September 1936, kesehatan Faustina semakin memburuk, melalui doa yang intensif, ia sadar bahwa bukan ia yang akan mendirikan kongregasi baru sebagaiman yang diminta oleh Yesus. Ketika bertemu pastor Sopocko, ia meminta dengan sangat supaya beliau memperjuangkan dirayakannya Pesta Kerahiman Ilahi pada hari minggu II Paskah. Pada akhir bulan Oktober 1936, Faustina kembali mengikuti retret delapan hari di Krakow yang dipimpin oleh pastor Wojton,SJ.

Pada tanggal 9 Desember 1936, Faustina ditempatkan di rumah sakit Pradniki, dekat Krakow. Kesehatannya semakin mundur, ia mengidap penyakit TBC berat. Pada hari raya Natal ia diijinkan dokter untuk pulang ke biara, tetapi tiga hari kemudian ia masuk ke rumah sakit lagi. Pada bulan Maret 1937, Faustina baru kembali lagi ke biaranya.

Pada bulan April, kesehatannya kembali memburuk, ia terpaksa istirahat total, dalam keadaan sakit, Faustina memohon agar Yesus menyembuhkannya. Doanya dikabulkan. Sejak tanggal 20 April 1937, berlangsung retret delapan hari di biara Krakow. Faustina memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengadakan retret secara pribadi selama tiga hari. Sehabis retret, Faustina sempat berbicara kepada suster Maria Josefa yang juga mengikuti retret.

Pada tanggal 20 Juli 1937, Faustina mendapat berita bahwa ia akan diberangkatkan ke sanatorium di Ribka. Ia berangkat pada tanggal 29 Juli 1937, namun tidak lama kemudian ia kembali ke Krakow karena iklim di Ribka tidak cocok baginya. Tepatnya pada tanggal 25 Agustus 1937, pastor Sopocko datang ke Krakow untuk beberapa hari, mendengar kabar tersebut Faustina sangat gembira karena ia ingin berbicara dengan bapak pembimbing rohaninya.

Karena kesehatan yang semakin merosot, maka pada bulan September 1937, Faustina dibebaskan dari pekerjaannya sebagai tukang kebun dan mulai bekerja sebagai penerima tamu saja. 

Pada suatu hari, ketika hujan turun dengan sangat derasnya, pintu biara diketuk oleh seorang pemuda yang berpakaian compang-camping. Pemuda itu meminta makanan. Faustina segera pergi ke dapur. Di situ masih tersedia sedikit sup, lalu ia mencampur sup itu dengan remah-remah roti lalu menghidangkannya kepada pemuda itu. Ketika Faustina sedang mengambil piring kosong dari tangan pemuda itu, ia menyadari bahwa pemuda itu adalah Tuhan Yesus sendiri. Namun, secara tiba-tiba Yesus segera menghilang dari hadapannya.

Pada bulan itu juga, bersama suster Irena Krzyzanowska, pimpinan biaranya, Faustina pergi ke percetakan untuk membicarakan kemungkinan mencetak gambar-gambar Yesus Yang Maharahim.

Devosi di jam kerahiman Ilahi
Pada bulan Oktober 1937, Yesus meminta supaya Faustina menjalankan devosi jam kematian-Nya dengan penuh khidmat. "Pada jam tiga petang, serukanlah kerahiman-Ku, khususnya bagi para pendosa," kata Yesus, "dan renungkanlah senggsara-Ku, biar sebentar saja. Pada jam itu berusahalah mengadakan Jalan Salib, sejauh itu memungkinkan. Jika engkau tidak dapat mengadakannya, mampirlah sebentar ke kapel dan sujudlah di hadapan Hati-Ku yang penuh kerahiman dalam Sakramen Mahakudus. 

Jika engkau tidak dapat datang ke kapel, maka di mana saja engkau berada, berdoalah dengan sungguh-sungguh, biar sebentar saja. "Yesus berkata pula, "Pada jam itu engkau akan dapat memperoleh apa saja bagi dirimu dan bagi orang lain. Pada jam itu tercurahlah rahmat bagi segenap dunia." Demikianlah Yesus berpesan.

Pada waktu Faustina tinggal di Vilnius, Yesus mengajarkan doa Koronka kepada Kerahiman Ilahi. Di Plock, Yesus meminta Faustina untuk melukis diri-Nya, sedangkan di Krakow, Faustina diminta untuk menghormati secara khusus jam Kerahiman Ilahi.

Pada tanggal 21 April 1938, kesehatan Faustina kembali memburuk sehingga pimpinannya mengambil keputusan untuk menempatkannya di rumah sakit Pradniki. Pada bulan Juli 1938, Muder Jenderal Mikhaela Moraczewska mengunjungi Faustina di rumah sakit. Pada bulan berikutnya, Faustina menulis surat kepadanya untuk meminta maaf atas segala kesalahan yang dilakukannya selama berada di biara. Faustina menuliskan dalam suratnya: "Aku semakin diliputi rasa rindu akan Allah. Kematian tidak menakutkan aku. Jiwaku penuh dengan kedamaian." Ia mengakhiri suratnya dengan kata-kata, "Sampai jumpa di surga!"

Ketika dirawat di rumah sakit, suster Dawida yang menjaga melarangnya untuk menyambut komuni suci karena melihat Faustina yang kelelahan. Faustina mentaati larangan tersebut meskipun setiap hari ia mempersiapkan hatinya untuk berjumpa Yesus dalam ekaristi. Pada suatu hari ia melihat serafim di samping tempat tidurnya, malaikat itu memberikan hosti kepadanya sambil berkata: "Inilah Tuhan para malaikat." Hal ini berlangsung selama 13 kali berturut-turut.

Situasi krisis tiba pada tanggal 24 Agustus 1938, suster Karmila yang pada waktu bertugas menjaga segera menelpon pimpinannya untuk memberitahukan bahwa kondisi Faustina semakin parah. Suster pimpinan segera datang ke rumah sakit dan menjaga Faustina sepanjang malam. Hari berikutnya, pastor T.Czaputa, yang biasa melayani di biara suster-suster Bunda Maria Berbelas Kasih, datang ke rumah sakit untuk memberikan sakramen pengurapan orang sakit kepada Faustina.

Pada akhir bulan Agustus dan awal bulan September 1938, pastor Sopocko kebetulan berada di Krakow, ia mengunjungi para suster dan beberapa kali bertemu Faustina di rumah sakit. Pada tanggal 17 September 1938, Faustina dibawa kembali ke biara di Krakow. Ia sangat lemah dan hampir tidak makan lagi. Ia tenang dan menantikan saat perjumpaannya dengan Tuhan. Ia sama sekali tidak takut menghadapi kematian. Pada tanggal 22 September 1938, Faustina merasa semakin lemah, ia meminta agar komunitasnya mengampuni segala kekurangannya.

Pada tanggal 26 September 1938, pastor Sopocko mengunjungi Faustina di Krakow. Pada waktu itu Faustina berkata kepadanya: "Aku sibuk berelasi erat dengan Bapa surgawi." Menurut pastor Sopocko, Faustina menimbulkan kesan seorang insan surgawi. Ternyatan itu merupakan perjumpaan terakhir pastor Sopocko dengan Faustina.

Pada pembicaraan terakhir dengan suster Irena, Faustina mengatakan bahwa Yesus mau meninggikannya dan menjadikannya santa, juga bahwa kongregasi akan sangat terhibur karena dirinya. Pada saatnya Faustina menyerahkan semua buku catatannya kepada suster Irena dan meminta supaya buku-buku itu diberikan kepada Muder Jenderal Mikhaela Moraczwska. (Riwayat Hidup Santa Faustina, Stefan Leaks)


Bagaimana kisah selanjutnya, hingga proses beatifikasi. Temukan di bagian VII (terakhir) dari Riwayat Hidup Santa Faustina di sini.Baca kisah hari-hari terakhir Santa Faustina di sini

Yesus, Engkau Andalanku

Bagian V


Lukislah Aku!
Pada pertengahan tahun 1930, Faustina dipindahkan ke biara di kota Plock. Di sana ia bekerja di tempat pembuatan roti, yakni di dapur dan toko roti. Pada tanggal 22 Pebruari 1931, Faustina mengalami sesuatu yang sampai sekarang mempengaruhi dunia, pada saat ia mendapatkan penglihatan Yesus Yang Maharahi. 

Ia menceritakannya begini: "Malam hari, ketika aku di kamar sendirian, aku melihat Tuhan Yesus berpakaian jubah putih. Satu tangan-Nya terangkat untuk memberi berkat sedangkan tangan yang lain menyentuh dada-Nya. Dari dalam pakaian yang terbuka, memancarlah dua sinar besar, yang satu merah dan yang lain pucat. Tidak lama kemudian aku mendengar Yesus berkata, "Buatlah lukisan menurut gambar yang kaulihat ini, dengan tulisan di bagian bawahnya: Yesus, Engkau Andalanku. Aku menghendaki supaya lukisan itu dihormati pertama-tama di kapelmu, lalu di seluruh dunia."

Penglihatan itu dilaporkan Faustina kepada bapak pengakuan dosanya. Ia menanggapinya sebagai keinginan Yesus agar Faustina melukis-Nya di dalam hatinya. Tetapi, selesai pengakuan dosa, Faustina segera mendengar bisikan dalam hatinya: "Lukisan-Ku sudah ada dalam jiwamu. Aku menghendaki adanya Pesta Kerahiman. Aku ingin supaya lukisan yang akan kaubuat dengan kuas itu diberkati secara meriah pada hari minggu II Paskah. Hari minggu itu harus menjadi Pesta Kerahiman." 

Tugas yang diberikan Yesus kepadanya juga dilaporkan kepada suster Rosa, namun ia kembali disikapi secara biasa saja.

Kaul kekal
Pada bulan November 1932, Faustina meninggalkan kota Plock dan berangkat ke Warszawa untuk mengikuti probasi ketiga yang diadakan menjelang kaul kekal. Probasi itu didahului dengan retret yang diadakan di Walendrow. Tanggal 1 Desember 1932, Faustina bersama dengan beberapa suster mulai mengikuti masa probasi ketiga di bawah pimpinan Muder Margareta Gimbutt. Kegiatan itu berlangsung selama lima bulan dan selama kurun waktu tersebut Faustina bekerja membantu seorang suster di gudang pakaian.

Pada tanggal 18 April 1933, Faustina bersama dengan beberapa suster lainnya tiba di kota Krakow untuk mengikuti retret selama delapan hari dan mengucapkan kaul kekal. Retret dibuka pada malam hari, tanggal 21 April 1933 dipimpin oleh pastor Wojnar, SJ. Pada tanggal 1 Mei 1933, Faustina mengucapkan kaul kekal dan upacara tersebut dipimpin oleh Mgr.Stanislaw Rospond, Uskup Koadiutor Keuskupan Agung Krakow.

Muder Jenderal bermaksud mempertahankan Faustina di biara Krakow, supaya ia mendapat seorang bapak pengakuan dosa yang baik, yaitu pastor Josef Andrasz, SJ. Tetapi ada permohonan dari biara di Vilnius, maka Faustina diutus ke sana dengan tugas baru sebagai tukang kebun. Faustina tinggal di Krakow selama satu bulan.

Di kota Bunda Maria Berbelas Kasih
Pada tanggal 25 Mei 1933, Faustina kembali dipindahkan ke kota Vilnius, Lituania, yang pada saat itu masih termasuk wilayah negara Polandia. Seijin pimpinannya, dalam perjalanan menuju Lituania, Faustina singgah ke kota Czestochowa, ke tempat ziarah utama Bunda Maria di Polandia. Sambil memandang gambar yang dikenal sebagai Madonna Hitam, ia berdoa begitu lama sehingga suster pendamping harus mengingatkannya agar mereka tidak terlambat naik kereta api menuju Vilnius.

Setibanya di Vilnius, Faustina menghadapi semacam kejutan karena ia dua kali mendapat penglihatan tentang seorang imam yang akan menjadi pembimbing rohaninya. Apa yang dilihatnya menjadi kenyataan dan imam tersebut adalah pastor Michal Sopocko seorang bapa pengakuan para suster dan profesor teologi di Universitas Stefan Batory di Vilnius.

Pastor Sopocko menguji Faustina dengan sungguh-sungguh dan ia menyuruh Faustina menemui Dr.Maria Maciejewska seorang psikiater untuk memeriksa kondisi kejiwaannya, namun mereka tidak mendapatkan sesuatu yang mengkhawatirkan. Setelah itu, pastor Sopocko mulai bersikap positif dan kemudian menjadi pelaksana misi yang dipercayakan Tuhan kepada Faustina.

Melukis Yesus Yang Maharahim
Pada tanggal 2 Januari 1934, untuk pertama kalinya Faustina menghubungi Kazimierowski, seorang pelukis dan ia memintanya untuk membuatkan lukisan Yesus Yang Maharahim. Pada bulan Juni 1934, Kazimierowski menyelesaikan lukisannya, tetapi Faustina sangat sedih dan menangis karena Yesus dalam lukisan tersebut tidak seindah dengan yang dilihatnya. Faustina akhirnya ke kapel untuk berdoa, "Yesus, siapa,ya,yang mampu meluki diri-Mu seindah yang sebenarnya?" Jawab Yesus: "Keluhuran lukisan ini bukan pada keindahan warna ataupun goresan kuas, melainkan pada kasih karunia-Ku."


Pada tahun 1935, Faustina mendapatkan kabar bahwa ibunya sedang sakit keras. Rahmat Tuhan membuat Faustina mampu meramalkan bahwa ibunya akan sehat dan berusia panjang sedangkan ayahnya walaupun sehat akan meninggal lebih dulu. Baca selengkapnya di sini.  Yesus mengajarkan doa Koronka kepada Kerahiman Ilahi

Malam kegelapan jiwa

Bagian IV



Malam Kegelapan Jiwa
Pada bulan Juni 1926 terjadi penggantian pimpinan biara, suster Margareta Gimbutt digantikan oleh suster yang masih muda, yaitu suster Maria Josefa Brzoza. Selama satu setengah tahun lamanya krisis rohani menghampiri Faustina dan ini membuatnya hampir putus asa, ia bahkan tidak mampu bermeditasi, panik, dan merasa malang. Dalam situasi seperti itulah suster Maria Josefa Brzoza berperan sangat penting dalam membimbing dan membangkitkan kembali semangat panggilan hidup Faustina. Suster Maria membebaskannya dari sejumlah latihan berat dan ia juga menghimbau agar Faustina tetap setia kepada Yesus.

Ada banyak santo dan santa yang pernah mengalami hal serupa dalam menjalani panggilan hidup mereka sebagai  biarawan maupun biarawati sebut saja nama Santo Agustinus, Santo Bernardus dari Clairvaux, Santo Tomas Aquinas, Santo Gregorius Nazianze, Santo Yohanes dari Salib, Santa Teresa dari Avila, dan lain-lain. Istilah Malam Kegelapan Jiwa diciptakan oleh Santo Yohanes dari Salib (abad XVI), yang merupakan sahabat dari Santa Teresa dari Avila.

Kaul sementara pertama
Pada tanggal 20 April 1928, bersama suster-suster lainnya Faustina mengikuti retret menjelang kaul sementara yang pertama. Pada tanggal 30 April 1928, dalam sebuah upacara yang juga dihadiri kedua orang tuanya, Faustina mengucapkan kaul pertama. Kaul ini akan diperbaharuinya setiap tahun sekali selama lima tahun berturut-turut hingga mengucapkan kaul kekal. 

Setelah mengucapkan kaul pertama, Faustina mulai menjalani hidup membiara yang rutin dan ia percaya bahwa Yesus dapat diandalkan sepenuhnya. Inspirasi berdoa pasti datang dari Allah. Maka, kalau Tuhan meminta doa, Faustina mempersembahkan kepada Allah Bapa derita Yesus sebagai syukur atas apa yang dimintanya. Harapan serupa ada pada Bunda Maria ketika ia meminta Yesus menolong tuan rumah yang kehabisan anggur di pesta pernikahan di Kana.

Faustina berdoa di mana-mana, kalau sempat ia berdoa di depan tabernakel sambil berlutut atau rebah. Buku catatan hariannya penuh dengan doa-doa. Doanya selalu diakhiri dengan pemeriksaan batin dan permohonan ampun atas dosa. Dalam hidupnya sehari-hari ia berpegang pada dua prinsip: pertama, orang disekitarnya harus merasa senang dengan kehadirannya; kedua, perlu minta maaf pada orang lain dan mengakui kesalahan sendiri.

Pada tanggal 6-10 Oktober 1928, ketika Faustina berumur 23 tahun, Kongregasi Suster Bunda Maria Berbelas Kasih melangsungkan Kapitel Jenderal. Muder Mikhaela Moraczewska dipilih sebagai pemimpin tertinggi kongregasi dan dialah yang akan menjadi pimpinan Faustina sepanjang sisa hidupnya serta yang akan menerima kaul kekal Faustina kelak.

Faustina yang rajin sering dipindahkan untuk mengganti suster yang sakit walaupun ia sendiri sering sakit. Pada tanggal 31 Oktober 1928, Faustina berangkat ke Warszawa dengan tugas bekerja di dapur. Pada tanggal 21 Pebruari 1929, Faustina berangkat ke kota Vilnius (kini ibukota Lituania) untuk menggantikan seorang suster yang akan menjalani probasi ketiga.

Faustina hidup di biara selama 13 tahun, paling lama ia tinggal di empat kota, yaitu Krakow (5 tahun), Vilnius (3 tahun), Warszawa (2 tahun), dan Plock (2 tahun). Pada waktu itu Kongregasi memiliki 12 rumah biara, dan dari 12 biara hanya 3 yang tidak ia tinggali. (Riwayat Hidup Santa Faustina, Stefan Leaks)


Perjumpaan dengan Yesus yang hingga sekarang mempengaruhi dunia dan bagaiman Yesus meminta dia untuk melukis-Nya atau yang sekarang ini kita kenal sebagai gambar Yesus Yang Maharahim atau Kerahiman Ilahi..baca di sini Yesus Engkau Andalanku

Awal pengalaman hidup membiara Santa Faustina

Bagian III

Biara Kongregasi Bunda Maria Berbelas Kasih
Setelah mengalami banyak kali penolakan, akhirnya Helena sampai ke sebuah biara Suster-Suster Kongregasi Bunda Maria Berbelas Kasih di ibukota Warszawa, jalan Zytnia 3/9. Helena disambut oleh suster Margareta Gimbutt, kemudian Helena diserahkan kepada Muder Jenderal, suster Leonarda Cielecka, selain itu ia juga dipanggil untuk menghadap suster Mikhaela Moraczewska sebagai kepala biara sekaligus Muder Jenderal Kongregasi. Suster ini kemudian menyadari kepribadian yang baik,sederhana,jujur serta sikap simpatik yang ditunjukkan Helena.

Engkau ada di dalam hati-Ku
Setelah menghadap kepala biara, Helena pergi ke kapel untuk berdoa kepada Yesus di hadapan Sakramen Mahakudus. Ia memasuki kapel dengan penuh sukacita dan bertanya di depan Sakramen Mahakudus: "Tuan rumah ini, apakah Engkau menerima aku?" Ia mendengar jawaban-Nya dalam hatinya, "Aku menerima engkau, engkau ada di dalam hati-Ku."

Kembali bekerja
Suster Mikhaela senang atas kehadiran Helena, dan ia meminta Helena untuk kembali bekerja guna mendapatkan uang yang cukup untuk membiayai berbagai keperluannya selama berada di biara. Helena kemudian menuruti nasihatnya dan kembali bekerja di rumah keluarga Lipszycowie dan setahun lamanya ia bekerja di sana. Nyonya Aldona Lipszycowie tidak mengerti mengapa Helena mau memasuki biara dan ia berniat mencarikan Helena seorang calon suami. Helena mengucapkan kaul kekal pada Hari Raya Tubuh dan Kristus pada tahun 1925 dalam usia 20 tahun.

Di sini Aku telah menyiapkan banyak rahmat bagi-Mu
Pada tanggal 1 Agustus 1925, untuk kedua kalinya Helena pergi untuk menghadap suster kepala di Warszawa tepat sehari menjelang Pesta Santa Maria Ratu Para Malaikat. Helena menuliskan dalam catatannya: "Aku merasa sangat bahagia, seolah-olah kumasuki hidup di firdaus."

Bagi Helena, memasuki kehidupan biara dan menyaksikan bagaimana sibuknya para suster sehingga kurang berdoa membuatnya sangat kaget. Tidak lama kemudian muncul pikiran dalam hati Helena untuk meninggalkan biara tersebut dan pergi ke biara kontemplatif yang lebih ketat serta menyediakan banyak waktu untuk berdoa.

Di dalam kebingungannya, ia rebah di kamarnya sambil memohon petunjuk Tuhan. Saat itu pula ia melihat wajah Yesus yang menderita dan menangis. "Siapa yang membuat Engkau begitu menderita?" tanya Helena. "Kamu, kalau kamu meninggalkan biara ini. Di sini Aku telah menyiapkan banyak rahmat bagimu!" jawab Yesus.

Jiwa-jiwa di dalam api penyucian
Tidak lama kemudian Helena mulai sakit-sakitan. Pemimpin biara mengirimnya ke Skolimow, sebuah rumah istirahat bagi para suster dekat Warszawa. Di sana untuk pertama kalinya Helena mendapatkan penampakan jiwa-jiwa yang berada di dalam api penyucian.

Setelah sembuh dari sakit, ia kembali ke Warszawa untuk memulai masa postulat, yaitu masa percobaan pertama di biara. Selama postulat, Helena membantu bekerja di dapur dan tugasnya adalah mencuci piring. Pada suatu hari ketika ia disuruh mencuci piring sehabis makan siang, ia tidak sempat menyelesaikan tugas pada waktunya karena hendak melayani seorang suster lain yang meminta pertolongannya. Sebagai hukuman, ia disuruh duduk di atas meja dan kepala dapur sendiri yang mencuci piring. Suster-suster yang lain heran melihat hal itu dan mereka memberikan komentar yang pedas, namun Helena diam saja.

Pakaian biara
Beberapa bulan kemudian, tepatnya pada tanggal 23 Januari 1926, Helena berangkat ke rumah novisiat di Krakow untuk postulat lalu mengikuti retret serta menerima pakaian biara. Retret dipimpin oleh suster Margareta Gimbutt dan berakhir tanggal 30 April 1926. Setelah menerima pakaian biara, Helena mendapatkan nama baru, yaitu Suster Maria Faustina.

Para saksi upacara penerimaan pakaian biara ingat bahwa selama upacara itu, Faustina tiba-tiba menjadi lemah, pertama kalinya di kapel ketika menerima pakaian biara, kedua kalinya di ruang tamu ketika pakaian itu dikenakan kepadanya. Dalam catatannya, Faustina menulis bahwa ia tidak pingsan, melainkan panik dan tidak berdaya karena pada saat itu ia melihat penderitaan yang harus ditanggungnya sebagai biarawati. Selama masa novisiat tersebut Helena bekerja di dapur dan banyak berdoa, semua itu dijalaninya dengan penuh sukacita. (Riwayat Hidup Santa Faustina, Stefan Leaks)


Cobaan silih berganti menghampiri Faustina dan menyebabkannya memasuki suatu masa yang sangat sulit dalam kehidupan rohaninya, namun pada akhirnya ia dapat menemukan kembali semangat panggilan hidupnya berkat bimbingan seorang suster kepala yang baru. ikuti terus perjalanan hidup Santa Faustina di sini


Masa remaja Santa Faustina dan panggilan hidup membiara

Bagian II

Menjadi pembantu 
Orang tua Helena harus berjuang keras menghadapi berbagai kesulitan ekonomi. Melihat hal itu, Helena tidak tinggal diam dan pada usia 16 tahun, ia meminta ijin kepada orang tuanya untuk bekerja di luar rumah sebagai pembantu rumah tangga. Dua orang kakaknya sudah terlebih dahulu bekerja sebagai pembantu.

Helena bekerja di rumah keluarga Bryszewski di Aleksandrow, dekat kota Lodz. Pada suatu hari keluarga tempatnya bekerja menyampaikan berita kepada orang tua Helena, bahwa anaknya menderita gangguan psikis dan akhirnya kakak Helena - Yosefa ditugaskan untuk menjenguk adiknya itu.

Keinginan masuk biara 
Sesampainya di Aleksandrow, Yosefa diberta tahu bahwa pada suatu hari Helena mengejutkan semua orang bahwa ia melihat kebakaran di rumah. Helena menjelaskan kepada kakaknya bahwa ia melihat cahaya, bukan api. Lalu ia menambahkan, "Tenanglah mama, aku tidak sinting, tetapi aku tidak mau menjelaskan semuanya itu lebih lanjut kepada mereka, aku tidak lama lagi di sini."

Kembali bekerja
Setelah itu, karena dibujuk oleh kakaknya, Helena berangkat ke kota Lodz untuk mencari pekerjaan yang baru dan ia diterima bekerja sebagai pembantu rumah tangga di sebuah rumah yang ditempati oleh tiga orang suster dari Ordo III Santo Fransiskus Asisi. Di sini Helena mendapat ijin khusus untuk mengikuti rekoleksi setiap tahun sekali, mengikuti misa harian serta mengunjungi orang sakit. Pada tanggal 2 Februari 1923 Helena mulai bekerja di sebuah toko milik nyonya Marcjanna Sadowska, di kota Lodz, ia bekerja hingga 1 Juli 1924. Di sana Helena mempunyai kebiasaan berpuasa pada hari Rabu, Jumat, dan Sabtu sepanjang tahun. Selama masa prapaskah, ia berpuasa setiap hari.

Yesus memanggil
Pada suatu hari, ketika Helena sedang mengikuti acara pesta dansa bersama kakaknya, tiba-tiba ia melihat Yesus tampak sebagai manusia yang penuh dengan penderitaan,terluka, dan setengah telanjang. Yesus berkata kepadanya: "Sampai kapan Aku akan tahan denganmu dan sampai kapan engkau akan menipu Aku?" Mendengar itu Helena sangat terguncang dan ia tidak lagi mendengarkan musik serta teman-temannya, segera ia berlari pergi ke gereja Katedral.

Permintaan Yesus 
Waktu itu hari sudah sore, Helena tersungkur dan rebah di depan Sakramen Mahakudus. Ia memohon supaya Tuhan menyatakan kehendak-Nya kepadanya. Ia mendengar jawaban: "Pergilah segera ke Warszawa; di situ engkau akan masuk biara!"

Berangkat ke Warszawa
Pada bulan Juli 1924, tepatnya ketika Helena berumur 19 tahun, ia diantar oleh pamannya ke stasiun kereta api untuk berangkat ke Warszawa. Sesampainya di sana Helena menghadap pastor paroki St.Yakobus di Ochocie dan menyampaikan maksud kedatangannya. Pastor itu kemudian menyuruh Helena ke rumah salah seorang keluarga kenalannya yang tinggal Ostrowek, tidak jauh dari Warszawa. Dari sana Helena berkali-kali mengunjungi berbagai biara untuk mencari informasi biara yang mau menerimanya, namun selalu ditolak, mungkin karena miskin dan tidak memiliki apa-apa yang dapat menjamin hidupnya di biara pada tahap awalnya. (Riwayat Hidup Santa Faustina, Stefan Leaks)


Setelah banyak mengalami penolakan dari berbagai biara yang dikunjunginya, akhirnya Helena berhasil diterima pada sebuah biara dan seperti yang Yesus katakan kepadanya bahwa ia akan diterima di kota Warszawa..ikuti kelanjutan kisahnya di sini


Santa Faustina - masa kecil

Umat Katolik di seluruh dunia pasti banyak yang sudah mengenal dan bahkan sudah mendoakan sebuah doa yang dikenal dengan sebutan "doa Koronka" atau "doa Kerahiman Ilahi", doa ini khususnya didoakan pada jam 3 sore atau dikenal sebagai "Jam Kerahiman Ilahi." mengapa harus pada jam 3 sore? dan ternyata  doa ini  ada sejarahnya, ingin tahu?  jawabannya dapat ditemukan setelah kita membaca riwayat hidup secara singkat dari Santa Faustina dan perjumpaannya dengan Yesus, dalam artikel ini.

Sebelum itu ada baiknya kita membaca kembali Injil Lukas 23:44-46 yang berbunyi: "Ketika itu hari sudah kira-kira jam dua belas, lalu kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga, sebab matahari tidak bersinar. Dan tabir Bait Suci terbelah dua. Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah berkata demikian Yesus menyerahkan nyawa-Nya."

Dalam Injil Matius 27:45-46, kita juga dapat menemukan isi bacaan yang sama: "Mulai dari jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga. Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?

Pada jam dua belas, kegelapan meliputi seluruh daerah itu dan berlangsung sampai jam tiga. Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?", yang berarti: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? (Markus 15:33)

Berdasarkan kutipan dari tiga Injil di atas kita sudah dapat menemukan jawaban mengapa harus pada jam 3 dan agar lebih jelas serta melengkapi ada baiknya kita semua (pembaca dan saya sendiri) membaca ringkasan perjalanan hidup dan awal mula Santa Faustina menerima kekayaan rahmat ini dari Yesus sendiri.

Bagian I

Keluarga Santa Faustina
Stanislaw Kowalski (1868-1946) merupakan ayah dari Santa Faustina yang kemudian menikah dengan Marianna Babel (1874-1965) pada tanggal 28 Oktober 1892. Mereka tinggal di sebuah desa bernama Glogowiec, propinsi Lodz (sekarang propinsi Konin) di Polandia. Ayah dari Santa Faustina bekerja sebagai petani dan tukang kayu dan biasa bekerja di desa-desa yang berdekatan dengan tempat tinggal mereka. Orang tua Santa Faustina mempunyai 10 orang anak, dua di antaranya meninggal pada usia balita. Walaupun kehidupan mereka jauh dari sejahtera, namun orang tuanya berusaha mendidik anak-anaknya dalam tata tertib dan iman.
rumah orang tua Santa Faustina - sekarang

Masa kanak-kanak
Pada masa penjajahan Rusia ke Polandia (sebelum perang dunia I), kehidupan penduduk di desa Glogowiec sangatlah miskin dan susah sebagai akibat perang. Santa Faustina dilahirkan pada tanggal 25 Agustus 1905 sebagai anak ketiga. Dua hari setelah dilahirkan atau tepatnya pada tanggal 27 Agustus 1905, ia dibaptis di Gereja Paroki Santo Kazimirus di Swinice Warckie. Ia diberi nama Helena. Gereja Paroki ini letaknya 2 km jauhnya dari kampung Glogowiec.

Helena dikenal sebagai anak yang rajin, rendah hati, dan lemah lembut. Ia sangat disayangi orang tuanya serta teman-temannya, karena sikapnya yang ramah kepada siapa saja. Pada umur 7 tahun, tepatnya tahun 1912, Helena mulai mengalami sesuatu yang istimewa untuk pertama kali dalam hidupnya, di mana ia mendengar suara halus dalam batinnya yang memanggilnya untuk memasuki suatu kehidupan yang lebih sempurna dan lama kelamaan panggilan itu semakin membakar jiwanya.

Helena kecil memiliki sifat yang sangat murah hati, di mana ia pernah menyamar sebagai pengemis dan berkeliling dari rumah ke rumah untuk mendapatkan uang yang kemudian dibagikannya kepada para pengemis.

Pada usia 12 tahun tepatnya bulan September 1917, Helena bersekolah di SD Swinice namun ia hanya belajar selama 3 tahun saja. Ia dipuji oleh para gurunya sebagai anak yang cerdas namun ia sering diejek oleh teman-temannya karena pakaiannya yang jelek.

Kesukaan Helena adalah membaca berbagai buku termasuk cerita para Santo dan Santa, entah yang dibaca sendiri maupun didengar dari cerita orang tuanya selalu diceritakannya kepada teman-temannya.

Helena juga dikenal suka menyanyikan lagu-lagu gereja bahkan pada tengah malam sekalipun, pernah suatu hari ia menceritakan kepada saudara-saudaranya bahwa dalam mimpinya ia bertemu dengan Bunda Maria di dalam kebun yang indah, namun ia hanya menjadi bahan tertawaan mereka.

Jika tidak sempat mengikuti misa kudus pada hari minggu, Helena selalu mengambil buku doa dan berdoa di pojok rumahnya dengan sepenuh hati. Tidak jarang ibunya kesal karenanya, namun Helena biasanya tetap menyelesaikan seluruh doa yang dibacakan oleh imam dalam perayaan ekaristi dan setelah itu ia berkata kepada ibunya: "Mama jangan marah, Tuhan Yesus bisa lebih marah lagi seandainya aku tidak melakukannya."

Helena menyukai kesunyian dan ia paling betah jika berada di kebun dan ada sebuah kapel yang dibuatkan oleh ayahnya dengan patung Bunda Maria, dan ia biasanya menghiasi patung Bunda Maria dengan bunga-bunga khususnya pada bulan Mei. (Riwayat Hidup Santa Faustina, Stefan Leaks)


Helena remaja bekerja sebagai pembantu rumah tangga hingga penjaga toko dan bagaimana perjuangannya yang gigih untuk masuk ke biara walaupun harus rela ditolak karena tidak memiliki uang yang cukup. Apa yang Yesus katakan kepadanya agar dia ke kota Warszawa?...... baca selengkapnya di sini.

Doa Mohon Anugerah Ilahi dengan perantaraan Santa Faustina

Ya Yesus yang menjadikan Santa Faustina seorang yang sangat menghormati kerahiman-Mu yang tidak terhingga, sudilah dengan perantaraannya - jika itu sesuai dengan kehendak-Mu yang Mahakudus - memberi aku anugerah....(sebutkan permohonan anda).

Aku ini pendosa yang tidak layak menerima kerahiman-Mu, tetapi pandanglah semangat berkorban dan mengabdi Santa Faustina dan ganjarlah keutamaannya dengan mengabulkan permohonan yang dengan perantaraannya dan penuh harapan kuhaturkan kepada-Mu.

Bapa kami......
Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga, berilah kami rejeki pada hari ini, dan ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami, dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Amin.

Salam Maria.......
Salam Maria penuh rahmat Tuhan sertamu, terpujilah engkau di antara wanita, dan terpujilah buah tubuh-Mu Yesus, Santa Maria Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati. Amin.

Kemuliaan..........
Kemuliaan kepada Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan sepanjang segala masa. Amin.

Santa Faustina, doakanlah kami.


Diterjemahkan dari doa berbahasa Polandia yang telah disahkan dengan :
Imprimatur
Franciszek Kardinal Macharski
Metropolita Krakow
Krakow, 20 Januari 2000

Riwayat Hidup Santa Faustina, Stefan Leaks

Rumah tangga anak dikukuhkan oleh berkat bapa, tapi dasar-dasarnya dicabut oleh kutuk ibu

Salam kasih dan damai dari Yesus Kristus selama-lamanya.

Kalender Liturgi Katolik - 26 Desember 2010 (Pesta Keluarga Kudus)

Bacaan diambil dari :

  • Sirakh 3:2-6,12-14
  • Mazmur 128:1-5
  • Kolose 3:12-21
  • Matius 2:13-15,19-23

Sir 3:2-6,12-14
"Barangsiapa menghormati bapanya memulihkan dosa"
Memang Tuhan telah memuliakan bapa pada anak-anaknya, dan hak ibu atas para anaknya diteguhkan-Nya. Barangsiapa menghormati bapanya memulihkan dosa, dan siapa memuliakan ibunya serupa dengan orang yang mengumpulkan harta. Barangsiapa menghormati bapanya, ia sendiri akan mendapat kesukaan pada anak-anaknya pula, dan apabila bersembahyang, niscaya doanya dikabulkan.

Barangsiapa memuliakan bapanya akan panjang umurnya, dan orang yang taat kepada Tuhan menenangkan ibunya. Anakku, tolonglah bapamu pada masa tuanya, jangan menyakiti hatinya di masa hidupnya. Pun pula kalau akalnya sudah berkurang hendaklah kaumaafkan, jangan menistakannya sewaktu engkau masih berdaya. Kebaikan yang ditunjukkan kepada bapa tidak sampai terlupa, melainkan dibilang sebagai pemulihan segala dosamu.

Mzm 128:1-5
"Berbahagialah orang yang takut akan Tuhan"
Berbahagialah setiap orang yang takut akan Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! Apabila engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu! Isterimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu!

Sesungguhnya demikianlah akan diberkati orang laki-laki yang takut akan Tuhan. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion, supaya engkau melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.

Kol 3:12-21
"Lakukanlah semuanya itu di dalam nama Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Bapa"
Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.

Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. 

Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita. 

Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan
Hai suami-suami, kasihilah isteri-isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan.
Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.

Mat 2:13-15,19-23
"Ia akan disebut Orang Nazaret"
Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia." Maka Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku."

Setelah Herodes mati, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi di Mesir, katanya: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu, sudah mati." Lalu Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya dan pergi ke tanah Israel. Tetapi setelah didengarnya, bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, ia takut ke sana.

Karena dinasihati dalam mimpi, pergilah Yusuf ke daerah Galilea. Setibanya di sana ia pun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret.

Jumat, 24 Desember 2010

Renungan Natal 2010

Yesus, pada malam ini 2000-an tahun yang lalu Engkau datang kepada kami, kepada dunia sebagai pemenuhan janji Bapa kepada umat-Nya. Engkau lahir sebagai bayi yang lemah,papa,dan sederhana dan dibaringkan dalam palungan - tempat domba makan dan minum, sungguh besar kasih-Mu kepada kami sehingga Engkau sudi datang kepada kami dengan cara yang demikian adanya. 

Semuanya dilakukan agar Engkau sebagai Tuhan dapat semakin dekat kepada kami sebagai manusia ciptaan-Mu, di mana Engkau sendiri sanggup merasakan setiap kelemahan, kekurangan, dan berbagai bentuk keterbatasan kami. Sebuah Totalitas diri yang sungguh Tuhan berikan kepada kami sebagai kasih karunia dan rahmat yang tak terhingga.

Kini, Engkau masih bersama-sama dengan kami, selalu ada, selalu hadir, dalam setiap tarikan nafas ini, dalam setiap detak jantung ini, dalam setiap kedipan mata, dalam setiap langkah kaki, dalam suka maupun duka, Engkau selalu ada bersama-sama kami (disadari atau tidak disadari). Engkau hadir bagi kami dalam bentuk hosti kudus yang dapat kami sambut setiap harinya. Terima kasih Yesus.

Kesetiaan-Mu tak mampu kami bayar dan kami hadiahkan dalam bentuk apa pun, walaupun kami tahu bahwa cinta dan kasih dari-Mu adalah cinta kasih yang tak bersyarat. 

Tak terasa sudah kulewati 359 hari bersama-Mu, ya Tuhan, dari terbitnya Matahari hingga terbenamnya, dari saat kubangun dari tidur hingga malam datang menghampiri dan aku dalam setiap detikku ada di dalam kasih-Mu, Tuhan.

Aku mengucap syukur kepada-Mu, Yesus sebab Engkau masih memberikan kepadaku kesempatan dan kesempatan.
Aku mengucap syukur kepada-Mu, Yesus atas nafas kehidupan ini yang masih berkenan Engkau berikan kepadaku yang hina ini.
Aku mengucap syukur kepada-Mu, Yesus dalam keadaan sakit maupun sehat, kasih-Mu mengalir bagaikan sungai, tiada hentinya dari kekayaan hati-Mu.
Aku mengucap syukur kepada-Mu, Yesus atas berkat dan rahmat-Mu dalam pekerjaan, setiap rejeki dari-Mu apakah makanan maupun minuman semua adalah bagian dari kemurahan hati-Mu.
Aku mengucap syukur kepada-Mu, Yesus atas berkat-Mu bagi orang tua kami, keluarga, sahabat, dan semua orang yang percaya dan berharap kepada-Mu.

Aku mengucap syukur kepada-Mu, Yesus, Tuhan kami karena cinta dan kasih-Mu sekalipun aku adalah orang yang berdosa. Yesus, aku mengandalkan-Mu.

Kasih-Mu dan Janji-Mu adalah pengharapan kami, ya Allah, karena Engkau telah berfirman bahwa langit dan bumi akan berlalu namun perkataan-Mu tidak akan berlalu. Terima kasih Bapa, Terima kasih Yesus, Terima kasih Roh Kudus..Amin. 

AddThis

Populer