Selasa, 01 Februari 2011

Berdoa atau berbicara panjang lebar?


Berdoa atau bicara panjang lebar?
Berdoa adalah bercakap-cakap dengan Tuhan. Dalam bercakap-cakap, kita bicara dan mendengarkan. Tetapi bila kita berdoa, kita seringkali berbicara terlalu banyak. Kita tidak memberi Tuhan kesempatan untuk berbicara kepada kita. Dan apa yang Tuhan mau sampaikan kepada kita lebih penting daripada apa yang kita mau sampaikan kepada Tuhan. (Daly SJ, Ave Maria)

Anugerah
Aku mohon kekuatan kepada Tuhan agar aku berhasil. Tetapi aku dibuat-Nya lemah, agar aku dengan rendah hati belajar patuh....
Aku mohon kesehatan, agar aku dapat melakukan hal-hal yang lebih besar. Tetapi aku diberi-Nya sakit agar aku dapat mengerjakan hal-hal yang lebih baik.
Aku mohon harta, agar aku menjadi bahagia. Tetapi aku diberi-Nya kemiskinan, agar aku menjadi bijaksana...
Aku mohon kekuasaan, agar aku disegani orang. Tetapi aku diberi-Nya kelemahan agar aku dapat merasakan kebutuhan akan Allah...
Aku mohon segalanya agar aku dapat menikmati segala hal. Aku tidak mendapat apa pun yang kuminta. Tetapi segala yang kurindukan kudapatkan. Seakan-akan hampir tanpa persetujuanku sendiri, doa-doaku yang tak terucap mendapat jawaban. Di antara semua orang, akulah yang dianugerahi dengan paling melimpah. (Ave Maria)

Beban
Bila engkau merasa bahwa bebanmu paling berat, engkau masih dapat meringankan sedikit beban orang lain. Pada saat engkau tidak dapat melihat Allah, bagimu masih terbuka kemungkinan luhur untuk memperlihatkan Dia, sebab lewat cinta dan kebaikan hati manusialah kenyataan Ilahi mengunjungi manusia, baik bila itu dikenalinya maupun bila tidak. Oleh sebab itu, ingatlah selalu: mungkin ada kalanya engkau tidak dapat menemukan bantuan, tetapi tiada saat, engkau tidak dapat memberikan pertolongan.

Sikap yang Tepat
Manusia diciptakan untuk memuji, menghormati serta mengabdi Allah Tuhan kita dan dengan demikian menyelamatkan jiwanya. Barang lain di atas permukaan bumi diciptakan manusia, untuk menolongnya dalam mengejar tujuan ia diciptakan. Maka manusia harus mempergunakan sejauh itu menolongnya mencapai tujuan tadi dan melepaskan diri daripadanya, sejauh itu merintanginya. Sebab itu kita perlu mengambil sikap lepas bebas terhadap segala barang ciptaan, asal itu terserah pada kemerdekaan kehendak bebas kita, lagi pula bukan hal yang terlarang.
Begitulah, hingga dari pihak kita, kita tidak menghendaki kesehatan melebihi sakit, kekayaan melebihi kemiskinan, kehormatan melebihi penghinaan, hidup panjang melebihi hidup pendek dan begitu seterusnya mengenai hal lain. Kita melulu akan menginginkan dan memilih apa yang lebih membimbing ke arah tujuan kita diciptakan. (Santo Ignatius Loyola, Ave Maria)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

AddThis

Populer