Minggu, 20 Februari 2011

Kematian Memberi Inspirasi

Kita harus mencintai tanpa mengharapkan imbalan

Setelah peristiwa penampakan, banyak tempat menjadi terkenal seperti Biara Santa Gildard, Nevers, Prancis. Sebagai seorang perawat, saya merasa terdoro untuk menyaksikan sendiri jenazah St.Bernadette. Setiap hari saya melihat orang yang menderita kemudian mati. Dan ilmu keperawatan mengatakan, setelah wafat tubuh seseorang menjadi rusak. Dari abu kita berasal dan ke abu kita akan kembali. Karena itu saya membuat perjalanan ke Nevers untuk melihat dengan mata kepala sendiri jenazah ajaib itu. Karena melihat, orang percaya. Saya memang ingin melihat untuk meneguhkan iman saya. Ketika masuk kapel, denyut jantung saya berdebar kencang, lebih-lebih ketika saya berhadapan dengan wajah Bernadette. Di dalam peti kaca itu ia kelihatan seperti sedang tidur.

Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi? Saya merenung sebentar. Satu menit kemudian, jawabannya muncul. Santa Bernadette selama hidupnya banyak menderita. Ia dengan tabah menanggungnya. Kehadirannya di sini sungguh memberi kekuatan kepada semua orang yang menderita. Dengan tenang ia berbaring di tempat yang sangat ia cintai di mana ia bekerja seumur hidupnya. Siapa yang bisa membuat analisa mengenai jenazah yang sudah berusia lebih dari 115 tahun itu? Kini ia masih tetap hadir. Selama dalam biara, setiap hari saya datang ke kapel beberapa kali untuk memandang wajah orang kudus itu. Saya duduk dan berdoa untuk semua orang yang menderita, orang sakit, mereka yang miskin, kehilangan dan kesendirian.

Ia tidak pernah ragu-ragu menyebarluaskan pesan-pesan Bunda Maria. Ia tetap mengatakan "Ya" kepada Tuhan. Kini kita perlu belajar darinya dan meresapi diri dengan imannya. Dalam kesunyian kapel saya menyadari misi yang dibebankan pada diriku. Saya harus melayani orang sakit. Seolah-olah saya mendengar Santa Bernadette berkata: "Ingat, kita harus mencintai tanpa membuat perhitungan dan menolong orang lain tanpa mengharapkan balas jasa..."

Kata-kata berharga itu saya catat dan saya bawa ke tempat kerja. Saya menjadi sadar, betapa Tuhan telah mencintai. Ia memelihara tubuh orang yang selama hidupnya memberikan kasih tanpa minta balas jasa. Di lantai satu biara itu terletak kamar "Salib Suci". Di situ untuk terakhir kalinya Santa Bernadette menghembuskan nafasnya. Kini tempat itu dijadikan kapel. Setiap hari dipersembahkan Misa untuk orang sakit dan mereka yang menderita. Sering saya mengunjungi kapel ini dan mendapat ketenangan batin di sana. Saya membayangkan pada bulan 16 April 1879, pada hari Rabu dalam pekan suci ketika menjelang pukul 11.30, ia minta duduk. Dua orang suster membantunya duduk di kursi roda. Ia duduk di depan perapian tempat patung Bunda Maria. Ia menggenggam salibnya sambil memandang salib besar di dinding.

Pada pukul 2.30, ia mencoba berdiri dengan cara menekan tangan kananya pada kursi. Ia memandang ke depan. Ketenangan terpancar di matanya. Tiga orang suster hadir ketika itu. Kata-katanya yang terakhir: "Yesus-ku, betapa aku mencintai-Mu." Menjelang pukul 3.30, ia menundukkan kepalanya dan menyerahkan nyawanya kepada Tuhan. 

Santa Bernadette masih mengundang kita untuk mendengarkan mereka yang membutuhkan bantuan. Kehidupanku dan pekerjaanku menjadi diperkaya setelah datang ke Nevers. Ia menunjukkan kepadaku, keindahan yang tersembunyi yang kita sering kurang perhatikan dalam menjalankan pekerjaan setiap hari. (Elisabeth Fry,Universe. Ave Maria)

Bacaan Injil pada hari minggu ini (20 Pebruari 2011 - Pekan Biasa VII) diambil dari Injil Matius 5:38-46......."Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikian kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di surga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi semua orang yang benar dan orang yang tidak benar...."

Yesus adalah kasih,dan Ia memberikannya kepada kita agar kita memberikannya kepada orang lain bahkan musuh atau orang yang menganiaya kita........kedengarannya sangat mustahil, tidak masuk akal, konyol dan bodoh. Tetapi itulah yang Tuhan inginkan dari kita "Kasih dan mengasihi" sebab dengan kasih menyejukkan hati mendamaikan dunia. Iman, Pengharapan, dan Kasih....dan kasih adalah yang terbesar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

AddThis

Populer