Selasa, 01 Februari 2011

Dilindungi Maria dari Fatima



Pengalaman iman seorang profesor filsafat Universitas Tokyo ketika bom atom meletus di Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945.

Setelah belajar bertahun-tahun, aku memutuskan melepaskan Budhisme. Itu pun setelah bermeditasi berhari-hari. Agama tertua di Jepang dan banyak penganutnya itu aku tinggalkan karena lebih tertarik pada ajaran Katolik. Keputusan ini aku buat setelah mengalami sendiri kehancuran Hiroshima oleh bom atom Amerika.

Alasannya? bukan karena ketakutan ataupun karena melihat kengerian yang begitu dasyat. Kebetulan aku berada di sebuah sudut kecil di Jepang. Ketika aku mengalami suatau kejadian yang telah diramalkan sebelumnya. Tanggal 6 Agustus 1945, kebetulan aku berada di Hiroshima untuk melakukan penyelidikan sejarah. Aku tidak tahu perang semata-mata adalah suatu kebuasan yang membuat jiwa-jiwa kacau balau. Saat-saat yang menakutkan itu aku berada di sebuat perpustakaan. Aku sedang mengamati sebuat buku Portugis. Ketika aku sedang membalik-balik halamannya, sebuah gambar Bunda Maria Fatima seperti terpaku di mataku. Aku melihat gambar itu sepertinya bergerak dan mengatakan sesuatu kepadaku.

Tiba-tiba datang suatu cahaya yang teramat terang sehingga biji mataku terasa amat sakit. Aku menjadi amat ketakutan. Kemudian aku sadar, aku berada dalam situasi gawat. Sebuah bencana sedang terjadi. Langit menjadi gelap dan gumpalan awan bubuk kecoklatan memenuhi kota.

Perpustakaan terbakar. Segala sesuatu di sekitarnya ikut terbakar. Siapa saja, termasuk binatang semuanya hangus terbakar. Udara nampaknya berubah menjadi sebuah bola api raksasa. Namun aneh. Aku tidak terluka. Bagiku ini benar-benar suatu mukjizat. Aku tidak sempat berpikir mengenai mengapa semua hal itu bisa terjadi. Aku tidak ingin mencari penjelasan lebih lanjut. Bagiku hanya ada gambar itu, gambar Bunda Maria Fatima yang bercahaya menyinari sekeliling tempatku berada. Dengan perantaraan cahaya itu aku melihat kehancuran yang amat menyedihkan dalam sejarah. Tubuh-tubuh mati terbakar. Yang tadinya berjalan dengan ceria, kini tergeletak kehangusan tak bernyawa lagi. Aku sepertinya dibiarkan hidup agar kelak dapat memberikan kesaksian mengenai Bunda Maria dari Fatima kepada seluruh dunia.

Dua minggu kemudian, aku kembali ke Tokyo. Aku meminta temanku Dr. Keia Mujnuri memeriksa kondisiku dengan seksama. Ia heran dan menyatakan bahwa tubuhku sama sekali tidak menderita luka sedikit pun. Rintangan yang menghambar aku, yakni menyapa sesama, mulai hancur. Aku melihat semua ini suatu misteri. Aku mulai percaya kepada keindahan cinta. Aku mulai mempelajari sebuah buku agama yang disebut katekismus. Gambar Bunda Maria dari Fatima mengikuti diriku dan aku rindu untuk segera ditobatkan demi Dia. Kehadiran-Nya aku rasakan dalam diriku dan di sekelilingku.

Aku merasakan pertentangan dari keganasan dan pemberontakan yang bangsaku Jepang sedang perlihatkan terhadap musuh. Aku menjadi yakin bahwa tanpa pengampunan, dunia tetap akan tinggal merupakan suatu konflik yang tidak ada akhirnya. Aku membawa orang-orang kepada Kristus. Aku berdoa kepada-Nya di Gereja dan di rumah. Singkatnya aku hidup bersama Allah. Ini sesungguhnya merupakan mukjizat dari Fatima. Sebagai hasil dari Fatima, aku telah mengerti arti sebenarnya dari kehadiran manusia di dunia ini.

Masing-masing dari kita membawa suatu rahasia ke liang kubur. Kebanyakan orang terjaga di pintu kematiannya, ketika mungkin sudah amat terlambat. Siapakah diri anda sekarang untuk jam dan saat ini?!

Aku tidak akan melihat Jepang lagi. Aku telah membeli sebidang tanah 3 kilometer jauhnya dari Fatima (Portugal) di dekat sebuah penggilingan tua.

Pertanyaan berikutnya yang menjadi tantangan bagiku: "Apakah anda ingin menjadi seorang imam?" Atas pertanyaan ini, Prof.Hikoka menjawab sambil tersenyum: "Tidak, aku tidak layak; aspirasiku adalah untuk berbicara sebagai seorang umat yang tidak berharga." (Our Lady of Fatima,Prof.Hikoka Vanamuri. Ave Maria)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

AddThis

Populer